(IslamToday ID) — Saling tuduh antara Negara-negara adidaya terkait virus COVID-19 yang diciptakan untuk melemahkan, menciptakan pertanyaan bagi kita semua, apakah virus dapat diciptakan sendiri? Untuk melemahkan musuh-musuhnya. Pertanyaan ini dapat terjawab bila melihat saling tuduh yang dilakukan kedua Negara Amerika dan China
China melalui “Weibo” yang populer, menuding Virus Corona SARS-CoV-2 disebarkan ke China ketika 300 anggota militer AS tiba di wilayah Wuhan untuk Pertandingan Dunia Militer di pertengahan Oktober dan menginfeksi penduduk setempat.
Desas-desus itu tampaknya dimulai ketika spesialis pernafasan China Zhong Nanshan menyatakan pada konferensi pers Februari bahwa “meskipun COVID-19 pertama kali ditemukan di Cina, itu tidak berarti bahwa itu berasal dari China,”
Sedangkan, Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O’Brien menuduh China menutupi krisis kesehatan. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah berulang kali menyebut penyakit itu “Virus Wuhan” – rujukan ke kota Cina yang merupakan pusat penyakit.
Sementara itu, anggota parlemen pro-Trump Hawkish di Kongres AS, telah meningkatkan kekhawatiran tentang peranan Cina yang sangat besar dalam rantai pasokan global untuk obat-obatan utama.
“Telah terbukti sangat frustasi untuk bekerja dengan Partai Komunis China untuk mendapatkan rangkaian data yang pada akhirnya akan menjadi solusi untuk mendapatkan vaksin sekaligus menyerang risiko ini,” ungkap Mike Pompeo kepada CNBC pekan lalu.
Virus dilindungi di dalam LAB BSL 4
Laboratorium BSL-4 digunakan untuk pekerjaan diagnostik dan penelitian tentang pathogen (Patogen merupakan agen biologis yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari patogen adalah mikroorganisme parasit, yang dapat menyebabkan penyakit). Pathogen yang mudah menular yang dapat menyebabkan penyakit fatal. Ini termasuk sejumlah virus yang diketahui menyebabkan demam berdarah, virus seperti virus H1N1, Virus Ebola, Virus Corona, Virus SARS, dan lainnya.
Dengan kata lain hanya sedikit saja negara yang mampu meneliti, dan menyimpan Patogen (Virus, Bakteri, jamur dll) dan juga menciptakan vaksin atas anti virus ini. Dan menariknya kedua Negara ini ialah Amerika Serikat dan china yang memiliki LAB BSL-4 yang mampu menciptakan dan menyimpan virus seperti di Wuhan, China dan Fort Detrick di Maryland, AS di mana merupakan kedua tempat yang dituduh menyebarkan virus ini.
Saling Tuduh AS-China, COVID -19 Diciptakan?
Zhao Lijian, Jubir Kemenlu China menautkan laman weibonya terkait teori konspirasi yang menyebut virus itu berasal dari laboratorium militer di Fort Detrick, Maryland, AS.
Fort Detrick sendiri dulunya pernah menjadi pusat pengembangan Senjata Biologis di masa perang. Namun, sejak pelarangan Senjata Biologis, laboratorium ini tak lagi mengembangkan Senjata Biologis, tetapi tetap meneliti patogen berbahaya. Yang anehnya laboratorium ini ditutup beberapa bulan yang lalu pemerintahan amerika.
Selain itu AS pun menuduh, Presiden Trump mengatakan selama konferensi pers pada Jumat (13/3), “Mereka tahu dari mana asalnya. Kita semua tahu dari mana asalnya.”
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O’Brien bahkan melangkah lebih jauh. Pada Rabu (11/3), O’Brien secara langsung menuduh China dengan sengaja menutupi kasus.
“Sayangnya, alih-alih menggunakan praktik terbaik, wabah di Wuhan ini telah ditutup-tutupi,” klaim O’Brien.
Ia menambahkan, “Bagaimana virus ini dimulai di China, bagaimana penanganannya sejak awal, semuanya tidak benar. Wabah itu seharusnya ditangani secara berbeda.”
Pakar Angkat Bicara
Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk Kesehatan Global di Dewan Hubungan Luar Negeri dari Seton HallUniversity, baru-baru ini menulis sebuah artikel terkait kemungkinan bahwa pelepasan laboratorium terlibat. Bukti itu termasuk studi “yang dilakukan oleh Universitas Teknologi Cina Selatan, [yang] menyimpulkan bahwa virus korona ‘mungkin’ berasal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Wuhan,” yang terletak hanya 280 meter dari Pasar Makanan Laut Hunan sering disebut sebagai sumber wabah asli.
Menariknya kebocoran virus ini bukan hanya dituduhkan pada lembaga penelitian di China namun juga lembaga penelitian di Fort Detrick yang memang memiliki kemungkinan terbesar untuk melindungi dan menciptakan virus-virus berbahaya ini.
Sedangkan, Profesor Richard Ebright dari Institut Mikrobiologi Waksman di Universitas Rutgers, seorang ahli biosekuriti yang telah berbicara mengenai keselamatan laboratorium sejak awal tahun 2000-an, memang setuju dengan argumen bahwa virus corona baru tidak sengaja dimanipulasi oleh manusia, menyebutkan bahwa argumen tentang ini kuat.
Lalu pertanyaan muncul saat melihat keadaan saling tuduh ini, maka tidak heran bila akhirnya berpendapat bahwa satu dari kedua Negara ini memiliki andil dalam persebaran virus ini, dan tidak mengherankan bahwa adanya kemungkinan Virus ini lepas atau tidak sengaja terlepas dari LAB BSL 4 yang berada di China (Wuhan) dan Fort Detrick Amerika dan anehnya kedua Negara ini menjadi pemeran utama dalam perlombaan atas vaksin, dimana setidaknya empat di antaranya sudah memiliki kandidat yang telah mereka uji pada hewan. Yang pertama – diproduksi oleh firma biotek Moderna yang berbasis di Boston Amerika – akan segera memasuki uji coba manusia.
Selain itu, Perusahaan biofarmasi China CanSino Biologics mengumumkan vaksinnya Ad5-nCoV telah disetujui untuk memulai uji klinis fase 1 pada manusia. Dikembangkan bersama oleh Beijing Institute of Biotechnology, itu adalah vaksin COVID-19 pertama yang mencapai tahap ini di China, menurut pernyataan oleh perusahaan.
Ini menimbulkan pertanyaan dengan kecepatan vaksin saat ini yang diciptakan kedua belah Negara baik China dan Amerika Serikat, dimana mereka berlomba untuk segera menciptakan vaksin ini dan mampu memperjual belikannya yang akhirnya mampu menjadi “penyelamat” di kala dunia sedang sakit akibat pandemi atas virus ini dan akhirnya menancapkan teritori pengaruh mereka lebih luas di seluruh dunia.
Penulis: R. Syeh Adni
Editor: Tori Nuariza