(IslamToday ID) – Pelaksanaan ibadah haji yang tahun ini jatuh pada bulan Juli terancam dibatalkan menyusul wabah virus corona yang tak kunjung mereda. Pemerintah Arab Saudi pun meminta umat muslim di dunia mengurungkan niatnya menyambangi dua kota suci lantaran tidak bisa menjamin keselamatan jamaah haji.
Februari silam pemerintah Saudi di Riyadh mengambil keputusan bersejarah dengan menutup Kota Mekah dan Madinah untuk orang asing. Terakhir kali langkah serupa diberlakukan adalah saat flu Spanyol merajalela pada 1918 dan menewaskan puluhan juta orang di seluruh dunia.
Larangan beraktivitas di luar rumah diperketat menyusul angka penularan yang merangkak ke kisaran 1.500 kasus dengan 10 korban jiwa. Sejauh ini kawasan Timur Tengah mencatat 71.000 kasus dengan 3.300 angka kematian. Iran mewakili porsi terbesar dari jumlah tersebut.
“Kerajaan berkewajiban menjamin keselamatan semua umat muslim yang beribadah di Mekah dan Madinah,” kata Menteri urusan Haji dan Umrah, Muhammad Saleh bin Taher Banten kepada televisi lokal.
“Sebab itu kami meminta semua umat muslim di seluruh dunia untuk menunda perjalanan haji sampai situasinya membaik,” imbuhnya.
Ia diwawancarai dengan latar belakang halaman dalam Masjidil Haram yang dipenuhi suara serangga. Tidak ada gumam doa dan sholawat yang biasa menggema di situs suci umat muslim tersebut.
Sejauh ini pemerintah Saudi telah memberlakukan karantina wilayah di empat kota, yakni Mekah, Madinah, Riyadh, dan Jeddah. Selain itu Saudi juga menghentikan penerbangan komersial baik domestik maupun internasional.
Setiap tahun, musim haji mengundang sekitar 2 juta umat muslim dari seluruh dunia untuk berkumpul di dua kota suci tersebut. Sebab itu pula tidak sedikit yang meratapi kemungkinan dibatalkannya ibadah haji tahun ini, terutama buat mereka yang sudah sejak lama menghuni di daftar tunggu.
Eskalasi wabah corona diyakini baru akan memuncak di Saudi dalam beberapa pekan ke depan. Menurut Muhammad Saleh, ada sekitar 1.200 jamaah umrah yang terjebak di Mekah lantaran tidak bisa pulang ke negara masing-masing. Sebagian ditempatkan di dalam karantina di sejumlah hotel.
Kantor berita pemerintah Saudi, Press Agency mengutip pernyataan sang menteri ketika menurunkan editorial yang meminta calon jamaah haji agar bersabar.
Pemerintah Saudi tergolong dini memitigasi dampak wabah corona. Pembatalan umrah dan penutupan Masjidil Haram misalnya, ditetapkan lima hari sebelum kasus pertama dilaporkan. Sehari kemudian, Riyadh menghentikan arus pengunjung dari negara-negara Teluk, ketika negara-negara lain di dunia hanya menghentikan kunjungan dari China, Iran, Italia, dan Korea Selatan. Raja Salman sedari awal juga berjanji membiayai pengobatan pasien Covid-19, termasuk warga asing, baik yang legal maupun ilegal.
Saudi melaporkan pasien pertama Covid-19 terdeteksi pada tanggal 2 Maret silam. Angka penularan bertambah menjadi 17 dua pekan berselang dan meroket ke kisaran 1.500 kasus pada akhir bulan. Rentang waktu wabah corona di Saudi diprediksi berlangsung serupa dengan di Indonesia. (wip)
Sumber: Dw.com, BBC.com