(IslamToday ID) – Pasukan yang setia kepada pemerintah Libya dan diakui secara internasional telah mengambil kendali atas bandara internasional Tripoli. Demikian dikatakan juru bicara militer untuk Pemerintah Kesepakatan Nasional.
“Pasukan kami telah sepenuhnya membebaskan bandara internasional Tripoli,” kata juru bicara Mohamad Gnounou, Rabu (3/6/2020).
Bandara telah ditutup dan diambil alih sejak 2014 oleh komandan militer pemberontak yang berbasis di timur, Khalifa Haftar.
Sejak 2014, Libya telah terpecah menjadi beberapa faksi yang bermarkas di Tripoli dan di timur. Mereka saling bermusuhan dan membuat kekacauan, terkadang sampai melibatkan kekuatan luar serta membanjirnya senjata asing dan tentara bayaran.
Tentara Nasional Libya (LNA) yang didukung oleh Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Rusia, tidak bisa membuat kemajuan yang berarti sejak awal kampanyenya.
LNA masih mengendalikan Libya timur dan selatan, termasuk sebagian besar fasilitas minyak negara itu dan Kota Sirte di pusat garis pantai Mediterania Libya.
Sebelumnya, pada Rabu (3/6/2020), kantor berita Rusia RIA menyatakan beberapa pejabat senior Libya, termasuk Wakil Perdana Menteri Ahmed Maetig tiba di Moskow sebelum membicarakan perdamaian.
Pengumuman itu muncul sehari setelah PBB mengumumkan bahwa pihak yang bertikai di negara itu sepakat untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata.
Misi PBB di Libya menyatakan pihaknya berharap rencana baru perundingan akan menandai awal dari kondusifnya situasi. Terutama untuk sistem kesehatan negara yang porak-poranda akibat perang untuk mengatasi wabah corona. [wip]