(IslamToday ID) – Pejabat tinggi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memperingatkan negara-negara di kawasan Timur Tengah agar menolak investasi, kontrak, dan bantuan virus corona dari China.
Asisten Sekretaris Negara untuk Urusan Timur Tengah, David Schenker mengatakan AS telah menyampaikan kepada seluruh mitranya di Timur Tengah untuk melihat dengan cermat investasi, kontrak-kontrak besar, dan proyek-proyek infrastruktur yang dapat mengorbankan kemakmuran kawasan, stabilitas, kelayakan fiskal, dan hubungan jangka panjang dengan AS.
“Kami tidak memaksa negara untuk memilih antara AS dan China. Semua negara dapat dan harus menjaga hubungan yang sehat dengan keduanya. Tetapi kami ingin menyoroti biaya yang harus dikeluarkan jika memiliki keterlibatan tertentu dengan China,” ungkap Schenker, Jumat (5/6/2020).
Hubungan AS-China telah memburuk di tengah pandemi virus corona karena kedua belah pihak saling menyalahkan. Di tengah meningkatnya perseteruan, AS makin keras dengan mendorong mitra Timur Tengah-nya menjauhi China.
Israel memberikan kontrak 1,5 miliar dolar AS untuk membangun pabrik desalinasi air bulan lalu kepada perusahaan dalam negeri dan bukan perusahaan China. Ini dilakukan setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara terbuka menekan para pejabat Israel untuk menolak tawaran China saat kunjungan ke Yerusalem.
Washington juga menolak tawaran dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk menyediakan alat uji Covid-19 kepada Kedubes AS karena China terlibat dalam pembuatannya. UEA telah memperdalam hubungannya dengan China dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kontrak dengan perusahaan telekomunikasi China, Huawei.
“Buat kesepakatan dengan Huawei, pada dasarnya semua informasi dan data Anda diserahkan ke Huawei, milik Partai Komunis China,” kata Schenker.
“Ketika Anda mengambil alat uji Covid-19 dari perusahaan China, DNA Anda adalah milik Partai Komunis China, dan semua implikasi yang menyertainya.”
China juga telah memasok UEA dengan pesawat tanpa awak, sehingga digunakan untuk mendukung Khalifa Hafter di Libya dalam memerangi pemerintah yang didukung PBB di Tripoli.
Schenker juga mencatat bahwa China mendapat “tiket gratis” untuk pengiriman termometer ke bandara Lebanon, meskipun bandara telah ditutup selama beberapa bulan.
“China terlibat dalam diplomasi masker dalam upaya memperbaiki reputasinya yang ternoda akibat kurang transparan dalam menangani Covid-19. Jadi, mereka mengirim masker di sini, APD di sana.”
Negara-negara pengekspor minyak di Timur Tengah telah meningkatkan pengiriman minyak mereka ke China dalam beberapa bulan terakhir, karena mereka telah pulih dari serangan Covid-19. Sementara, pasar AS dan Eropa tetap stagnan di tengah pandemi.
Peningkatan produksi minyak ditambah dengan penurunan permintaan telah memukul pasar minyak AS, menciptakan gesekan antara AS dengan mitra dekatnya Arab Saudi. [wip]