(IslamToday ID) – Komandan militer India dan China bertemu pada akhir pekan kemarin untuk menyelesaikan sengketa perbatasan kedua negara di Himalaya. Sebelumnya, ribuan tentara dari kedua belah pihak sudah saling berhadapan di perbatasan itu.
Pertemuan di pos perbatasan dihadiri oleh komandan senior dan merupakan pertemuan tingkat tinggi. Komandan perbatasan setempat telah mengadakan serangkaian pertemuan dalam sebulan terakhir, tetapi gagal untuk memecahkan kebuntuan.
Pada Jumat (5/6/2020), pejabat Kementerian Luar Negeri India dan China membahas ketegangan di perbatasan. Tidak ada hasil yang disampaikan pada pertemuan itu.
Baik India dan China hanya memberikan sedikit informasi resmi tentang sengketa itu, tetapi media di kedua negara sudah membahas terkait ketegangan yang meningkat.
Para pejabat India mengatakan bahwa perselisihan itu dimulai pada awal Mei ketika sejumlah tentara China memasuki wilayah yang dikuasai India di tiga tempat di Ladakh dan mendirikan tenda.
Mereka mengatakan tentara China mengabaikan peringatan agar meninggalkan lokasi. Peringatan lisan berulang-ulang tidak diindahkan, kemudian peringatan dengan berteriak, melempar batu dan akhirnya terjadi perkelahian.
Tentara China dan India juga saling berhadapan di sepanjang perbatasan di negara bagian Sikkim di India timur laut pada awal Mei.
China berusaha meredakan situasi dengan mengatakan kedua pihak berkomunikasi melalui unit militer garis depan dan kedutaan masing-masing untuk menyelesaikan persoalan. Para ahli di India memperingatkan bahwa ada sedikit harapan dari resolusi dalam pertemuan militer.
Dulu sebagian besar perselisihan antara China dan India telah diselesaikan dengan cepat melalui pertemuan-pertemuan seperti itu, meskipun sebagiannya memerlukan intervensi diplomatik.
Lt Jenderal DS Hooda, pensiunan Kepala Komando Utara militer India, mengatakan perundingan akan berjalan panjang dan keras.
“Tidak akan ada banyak kemajuan dalam perundingan tingkat militer dalam menyelesaikan masalah tersebut. Perundingan tingkat militer hanya akan membantu mengurangi ketegangan di lapangan dan menciptakan panggung untuk negosiasi diplomatik,” kata Hooda seperti dikutip di 9news.com, Rabu (10/6/2020).
Meskipun pertempuran kecil bukan hal baru di sepanjang perbatasan, perselisihan di Lembah Galwan di Ladakh, tempat India membangun jalan strategis yang menghubungkan wilayah itu dengan landasan udara dekat China, telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
“Masuknya orang China ke lembah Sungai Galwan membuka babak baru dan mengkhawatirkan,” tulis Ajai Shukla, mantan perwira militer India dan komentator pertahanan, di situs webnya.
India secara sepihak mendeklarasikan Ladakh sebagai wilayah federal, dan memisahkannya dari Kashmir yang disengketakan pada Agustus 2019.
China termasuk di antara segelintir negara yang mengecam keras langkah itu, hingga membawanya di forum internasional termasuk Dewan Keamanan PBB.
Sengketa perbatasan China-India mencakup hampir sepanjang 3.500 kilometer yang oleh kedua negara disebut Garis Kontrol Aktual.
Mereka berperang sengit pada tahun 1962 di Ladakh. Kedua pihak telah berusaha sejak awal 1990-an untuk menyelesaikan perselisihan itu, tapi tidak membuahkan hasil.
Pertikaian paling serius adalah terkait klaim China bahwa negara bagian Arunachal Pradesh di India timur laut adalah bagian dari Tibet, yang kemudian ditolak oleh India.
China mengklaim sekitar 90.000 kilometer persegi wilayah di timur laut India, sementara India mengatakan China menempati 38.000 kilometer persegi wilayahnya di Dataran Tinggi Aksai Chin di Himalaya, bagian yang berdekatan dari wilayah Ladakh. [wip]