(IslamToday ID) – Pasar hewan yang cukup ramai di wilayah Provinsi Helmand, Afghanistan Selatan dihantam sebuah roket. Setidaknya 23 orang warga sipil tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan itu.
Pejabat Afghanistan dan pejabat Taliban menyatakan pihak-pihak yang bertikai saling menyalahkan atas serangan terhadap pasar hewan mingguan itu. Pasar hewan terletak di distrik Sangin, terbuka untuk umum. Ratusan warga desa dari distrik tetangga juga biasa berjualan domba dan kambing di pasar itu.
Khushakyar, salah satu pedagang di pasar itu, mengatakan dirinya tengah menjual anak sapi ketika sebuah roket tiba-tiba menghantam pasar. Ia mengatakan kedua keponakannya terbunuh dan putranya terluka dalam serangan mendadak itu. “Saya melihat sekitar 20 mayat tergeletak di tanah,” katanya.
Dikutip di Reuters, Senin (29/6/2020), puluhan orang terluka dan hewan-hewan ternak mati di samping mayat yang tergeletak di tanah.
Kantor Presiden Afghanistan mengeluarkan pernyataan mengecam keras tindakan brutal dan tidak manusiawi itu. Mereka menekankan bahwa menargetkan warga sipil, baik dewasa maupun anak-anak, bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan.
“Pemerintah Republik Islam Afghanistan sekali lagi meminta Taliban untuk menahan diri dari perang dan kekerasan dan menerima kehendak rakyat Afghanistan, yang merupakan akhir dari perang dan awal dari negosiasi,” kata Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, seperti dikutip dari AFP.
PBB dalam laporan dan pernyataan baru-baru ini telah meminta kedua belah pihak yang bertikai untuk lebih berhati-hati terhadap korban sipil. Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) menyatakan pada akhir April, selama tiga bulan pertama tahun 2020, tercatat lebih dari 500 warga sipil tewas dan 760 lainnya terluka karena pertempuran di Afghanistan.
Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa serangan brutal telah menargetkan pasukan keamanan Afghanistan, masjid, pekerja hak asasi manusia dan jaksa penuntut. Serangan paling mematikan adalah pada 12 Mei ketika pria bersenjata menyerbu bangsal bersalin rumah sakit Kabul, dan menewaskan 25 orang termasuk 16 ibu-ibu.
Taliban telah membantah sebagian besar serangan ini, tetapi mengakui bahwa pejuang kelompok itu telah menargetkan pasukan keamanan di sebagian besar provinsi. Salah satu hambatan dimulainya negosiasi adalah masalah pertukaran tahanan yang ditandatangani Taliban dengan Amerika Serikat (AS) pada akhir Februari lalu.
Kesepakatan itu dipandang sebagai peluang terbaik Afghanistan untuk perdamaian dan kesempatan bagi pasukan AS dan NATO untuk meninggalkan negara yang dilanda perang selama hampir dua dekade itu. [wip]