(IslamToday ID) – Pertikaian antara China dan India telah menyebabkan bentrokan angkatan bersenjata kedua negara di perbatasan di Ladakh. Pada hari Jumat (3/7/2020), Perdana Menteri India, Narendra Modi kepada militer mengatakan bahwa perdamaian tidak bisa diwujudkan dengan mengalah.
“Semua orang menerima perdamaian dan persahabatan untuk kemajuan bangsa, dunia, kemanusiaan. Semua orang percaya perdamaian itu penting,” katanya tentang bentrokan di perbatasan.
“Tetapi kita juga tahu bahwa perdamaian tidak bisa dimenangkan oleh yang lemah. Yang lemah tidak bisa memulai perdamaian. Keberanian adalah prasyarat untuk perdamaian,” ungkapnya seperti dikutip di Forbes.
Modi juga berbicara tentang anggaran pertahanan baru India dan kendalinya terhadap wilayah berbatu, sebagian besar tandus di sepanjang Garis Kontrol Aktual di Ladakh, tidak jauh dari Tibet yang dikuasai China.
Wilayah itu telah menjadi sengketa bagi India dan China sejak Perang Dunia II. Tetapi China lebih tegas karena negara itu juga memperkuat pertahanannya sendiri dan berupaya memperluas serta melindunginya melalui program One Belt One Road (OBOR) yang baru.
India dan China juga merupakan bagian dari prakarsa ekonomi dan kebijakan yang sudah berlangsung selama satu dekade bersama beberapa negara seperti Rusia, Brasil, dan Afrika Selatan. Tapi pandemi corona telah mencoreng wajah China. Rencananya, pertemuan tingkat para menteri perdagangan BRICS akan diadakan di Moskow pada 17 Juli, dan sejauh ini belum dibatalkan.
Modi menyebut Ladakh sebagai simbol penghormatan terhadap lebih dari 130 juta warga India. “Tanah ini adalah tanah kaum nasionalis yang selalu siap berkorban untuk India,” katanya.
“Setiap konspirasi untuk menciptakan segregasi di sini telah digagalkan oleh para patriotik di Ladakh,” tambahnya.
Modi melakukan kunjungan mendadak untuk bertemu langsung dengan tentara India di Ladakh pada Jumat pagi. Ia menyatakan mereka yang mengorbankan hidup dalam bentrokan dengan militer China bulan lalu melambangkan semangat dan keberanian bangsa. Menurutnya, musuh-musuh India telah melihat “api dan amarah” negaranya.
Modi, seorang nasionalis Hindu, mendapat kecaman selama beberapa tahun terakhir karena sikapnya yang cenderung merugikan muslim India. Persoalan utamanya adalah Kashmir, wilayah peninggalan kolonial yang meninggalkan pertikaian antara Hindu dengan muslim atau India dengan Pakistan.
Ketegangan di Ladakh juga menyebabkan para pelaku bisnis di India menyerukan boikot produk-produk China dengan tidak lagi menjualnya. Pemerintah India juga melarang sekitar 56 aplikasi asal China, termasuk nama-nama terkenal seperti WeChat dan TikTok. [wip]