(IslamToday ID) – Ekonomi Singapura mengalami kontraksi rekor pada kuartal kedua hingga menyebabkan resesi. Negara yang bergantung pada perdagangan itu mengalami kemerosotan terburuk tahun ini ketika wabah virus corona mengekstraksi banyak kerugian pada bisnis.
Produk domestik bruto (PDB) anjlok dengan rekor 41,2 persen dalam tiga bulan yang berakhir Maret, berdasarkan basis tahunan kuartal ke kuartal. Data awal dari Kementerian Perdagangan dan Industri menunjukkan pada hari Selasa (14/7/2020), lebih buruk daripada ekspektasi ekonom yakni 37,4 persen penurunan dalam jajak pendapat Reuters.
Dampak sektoral lebih luas dengan sektor jasa dan konstruksi paling terpukul. Konstruksi, yang hampir berhenti, anjlok 95,6 persen berdasarkan kuartal-ke-tahunan (ytd) yang disesuaikan secara musiman.
“Angka-angka ini terlihat cukup suram, meskipun ini lebih buruk daripada yang kami harapkan,” kata Steve Cochrane, ekonom di Moody’s Analytics dikutip dari Reuters.
Secara year on year, PDB menukik 12,6 persen dibandingkan perkiraan ekonom untuk kontraksi 10,5 persen. Sektor manufaktur tumbuh 2,5 persen dari tahun lalu, terutama karena lonjakan output di sektor biomedis, meskipun itu masih lebih rendah dari kenaikan 8,2 persen pada kuartal pertama.
Kemerosotan PDB menandai kuartal kedua berturut-turut dari kontraksi untuk pusat keuangan global. Setelah menurun 0,3 persen tahun-ke-tahun (yoy) pada kuartal pertama dan 3,3 persen kuartal-ke-kuartal, memenuhi definisi untuk resesi teknis.
Analis memperkirakan kontraksi kuartal kedua yang mendalam karena penguncian antara April dan Juni, di mana sebagian besar tempat kerja ditutup untuk mengekang penyebaran virus. Pemerintah memperkirakan PDB setahun penuh untuk berkontraksi di kisaran -7 persen hingga -4 persen, penurunan terbesar dalam sejarahnya.
Bank sentral melonggarkan kebijakan moneter pada bulan Maret dan telah memperkenalkan langkah-langkah untuk meningkatkan pinjaman bank. Sementara pemerintah telah memompakan stimulus senilai hampir 100 miliar dolar Singapura (72 miliar dolar AS) untuk menumpulkan dampak pandemi. [wip]