(IslamToday ID) – Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) menyatakan penutupan Konsulat China di Houston dikarenakan telah melakukan pelanggaran spionase. Namun tak kalah garang, China pun membalas dengan menutup Konsulat AS di Kota Chengdu.
Dalam sebuah briefing untuk para jurnalis, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengaitkan kegiatan spionase di konsulat Houston dengan upaya China untuk menjadi yang pertama dalam menemukan vaksin corona.
“Koneksi medis di sini tidak hilang, dan koneksi medis di Houston juga cukup spesifik,” kata pejabat itu seperti dikutip di Al Jazeera, Sabtu (25/7/2020).
Namun, pejabat itu tidak memberikan rincian tentang aspek-aspek apa dari penelitian vaksin yang mungkin ditargetkan. Texas adalah rumah bagi Galveston National Laboratory, sebuah pusat laboratorium untuk National Institutes of Allergy and Infectious Disease Biodefense Laboratories Network, yang melakukan penelitian dengan anggaran dari pemerintah.
Laboratorium tersebut berlokasi di kampus University of Texas Medical Branch, tempat para peneliti telah melakukan penelitian vaksin Covid-19. Namun pejabat universitas menolak berkomentar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menyebut tuduhan AS sebagai “fitnah jahat” dan penutupan konsulat sebagai tindakan “tidak masuk akal”.
Seorang pejabat senior Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa konsulat semua negara adalah basis operasi untuk badan intelijen asing. “Sudah dipahami bahwa akan ada beberapa kegiatan di sini oleh layanan-layanan itu,” katanya.
“Jumlah total kegiatan konsulat Houston berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang kami terima.”
“Pada titik tertentu, Anda berkata, ‘sudah cukup’ dan Anda memutuskan mana yang merupakan pelanggar terburuk,” katanya.
Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan, meskipun ada perselisihan antara kedua negara, para diplomat AS yang telah ditarik dari China awal tahun ini karena wabah corona akan tetap bekerja.
“Pihak China telah bersikap kooperatif dalam hal itu, mereka memahami perlunya untuk kembali seimbang,” katanya.
Sebuah penerbangan menuju Shanghai membawa para diplomat AS pada hari Rabu ketika Washington terus maju dengan rencananya untuk memulihkan kembali misinya di China.
Menurut surat elektronik internal Departemen Luar Negeri AS per 17 Juli yang dilihat oleh Reuters, sudah banyak rencana penerbangan.
Dikatakan, ini termasuk penerbangan sementara per 29 Juli ke Tianjin dan Beijing yang masih dalam tahap perencanaan awal. Sementara tanggal untuk penerbangan lain ke Guangzhou, masih harus dijadwalkan. [wip]