(IslamToday ID) – Pesawat kargo buatan Rusia yang mengirim senjata baru untuk pasukan Khalifa Haftar sudah tiba di Libya pada hari Minggu (2/8/2020).
Jenderal Abdulhadi Dirah, juru bicara Unit Operasi Bersama Sirte-Jufra, mengatakan pesawat jenis Ilyushin itu melakukan lima kali penerbangan membawa amunisi militer ke Provinsi Sirte dan Jufra pada hari Sabtu.
“Dengan mengangkut tentara rezim Bashar al-Assad, dua penerbangan dilakukan dari Suriah ke Benghazi, kota terbesar kedua di Libya, yang merupakan basis pasukan Haftar,” kata Dirah seperti dikutip di Anadolu Agency, Selasa (4/8/2020).
Libya telah menghadapi gejolak akibat perang saudara sejak kematian penguasa Muammar Khaddafi pada tahun 2011.
Di bawah perjanjian yang dipimpin PBB, pemerintah baru Libya didirikan pada 2015, tetapi upaya untuk penyelesaian politik jangka panjang gagal karena serangan militer oleh pasukan Khalifa Haftar.
PBB mengakui pemerintah Libya yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al-Sarraj sebagai otoritas sah negara itu.
Turki terus mendukung pemerintah yang diakui secara internasional, sementara Haftar didukung oleh Rusia, Perancis, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pertempuran untuk Sirte
“Ada penumpukan militer di sekitar Kota Sirte,” kata Sara Firth dari TRT World di Tripoli.
Pasukan pemerintah Libya (GNA) telah bergerak mendekat ke pusat Kota Sirte, pintu gerbang ke pelabuhan-pelabuhan pengekspor minyak yang diharapkan bisa direbut kembali dari milisi Haftar.
Mesir telah menyatakan Sirte adalah wilayah “garis merah”.
Pertemuan Turki dan Rusia menjadi beban tersendiri karena kedua pihak adalah masing-masing kubu utama di konflik Libya.
Pada 24 Juli, militer AS memberikan bukti bahwa Rusia mengirim lebih banyak peralatan militer ke tentara bayarannya di Libya, termasuk Sirte, yang melanggar embargo senjata.
Komando Afrika-AS mengatakan ada bukti meningkat dari gambar-gambar satelit pesawat kargo militer Moskow, termasuk IL-6s, yang mengangkut pasukan dari Wagner Group Rusia.
Milisi Haftar juga telah mengirim milisi dan senjata untuk mempertahankan Sirte, yang sudah babak belur akibat perang dan kekacauan sebelumnya sejak revolusi 2011. [wip]