(IslamToday ID) – Sedikitnya 400 anggota Taliban garis keras dibebaskan atas persetujuan Majelis Besar Afghanistan atau Loya Jirga. Pembebasan ini membuka jalan bagi dimulainya pembicaraan damai yang bertujuan untuk mengakhiri perang yang berlangsung lebih dari 19 tahun.
“Untuk menghilangkan rintangan, mengizinkan dimulainya proses perdamaian, dan mengakhiri pertumpahan darah, Loya Jirga menyetujui pembebasan 400 Taliban,” kata majelis dalam sebuah resolusi seperti dikutip di Reuters, Minggu (9/8/2020).
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani telah mengadakan pertemuan di Kabul, di mana sekitar 3.200 pemimpin komunitas dan politisi Afghanistan berkumpul di tengah keamanan yang ketat dan kekhawatiran tentang pandemi Covid-19 untuk memberi tahu pemerintah apakah para tahanan harus dibebaskan.
Taliban bersikeras mereka dibebaskan sebagai syarat untuk memasuki pembicaraan damai dengan pemerintah. Dengan pembebasan tersebut, pemerintah Afghanistan akan memenuhi janjinya untuk membebaskan 5.000 tahanan Taliban.
Musyawarah seputar pembebasan kelompok terakhir tahanan Taliban, yang dituduh melakukan beberapa serangan paling berdarah di Afghanistan, telah memicu kemarahan di antara warga sipil dan kelompok hak asasi yang mempertanyakan moralitas proses perdamaian.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper mengatakan Washington akan menarik ribuan tentara dari Afghanistan. Menurutnya, AS hanya akan menempatkan sekitar 5.000 tentara di Afghanistan.
“Kami akan menurunkan angka kehadiran (tentara) hingga kurang dari 5.000 personel,” kata Esper seperti dikutip di Sputniknews, Minggu (9/8/2020). Saat ini, AS memiliki sekitar 8.600 tentara yang ditempatkan di Afghanistan.
Sebelumnya pada bulan Juli, Kementerian Pertahanan AS mengkonfirmasi penarikan dari lima pangkalan di Afghanistan sebagai bagian dari perjanjian dengan Taliban yang menyerukan penarikan total dalam sembilan setengah bulan ke depan.
Pasukan AS telah terlibat dalam operasi militer di Afghanistan selama 19 tahun sejak serangan 9/11. Tetapi dengan sedikit keberhasilan, pasukan AS gagal mengalahkan Taliban atau membangun perdamaian di negara itu dengan cara lain.
Membatasi keterlibatan militer asing AS adalah salah satu janji kampanye utama yang dibuat oleh Donald Trump. Presiden AS berjanji untuk mengakhiri apa yang ia sebut sebagai perang tanpa akhir AS, termasuk di Afghanistan. [wip]