(IslamToday ID) – Gambar-gambar penjahat perang Serbia ditemukan di rumah-rumah warga muslim pada hari Minggu (9/8/2020). Gambar-gambar itu muncul di waktu yang aneh, mengingat negara-negara Balkan sedang dalam pergolakan menjelang pemilihan parlemen.
Muslim Bosnia di Montenegro terkejut menemukan rumah mereka dicorat-coret dengan grafiti bergambar penjahat perang Serbia yang diketahui telah membantai etnis muslim.
Gambar Pavle Djurisic dan Draza Mihailovic, keduanya adalah anggota paramiliter nasionalis Serbia selama Perang Dunia II yang disebut Chetnik, muncul semalam di Kota Berane. Kota ini memiliki populasi muslim yang cukup besar.
Baik Djurisic maupun Mihailovic adalah orang yang mengatur pembersihan etnis muslim di Balkan antara tahun 1940 sampai 1945, yang mengakibatkan banyak kematian dan ribuan orang mengungsi.
Majelis lokal Kota Berane yang dikendalikan oleh partai oposisi SNP, telah menentang keras upaya perpecahan di komunitas lokal dengan memposting di Facebook bahwa partai yang berkuasa yang dipimpin oleh Presiden Montenegro Milo Djukanovic berada di balik grafiti.
“Di balik tudung mereka dan dalam kegelapan menjelang pemilu, ada upaya untuk menakut-nakuti tetangga muslim kami yang terhormat,” kata pernyataan itu seperti dikutip di TRTWorld, Kamis (13/8/2020).
Pada 30 Agustus, Montenegro akan menggelar pemungutan suara dalam pemilihan parlemen. Melalui pemilu itu, oposisi ingin melepaskan cengkeraman Djukanovic di negara tersebut. Partai presiden telah menguasai negara Balkan sejak tahun 1991.
SNP kemudian mendesak komunitas Bosnia dan muslim setempat untuk tidak menjadi korban provokasi. Dan populasi Ortodoks lokal tidak memiliki masalah hidup berdampingan dengan muslim.
Partai Bosnia di Montenegro menambahkan bahwa grafiti semacam ini tidak boleh mengganggu hubungan baik, bersahabat, dan bertetangga yang telah dijalin oleh orang Bosnia dengan tetangga mereka dari agama lain.
Wilayah ini memiliki sejarah panjang diskriminasi terhadap penduduk asli muslim di negara tersebut.
Banyak simbol Islam di Kota Berane telah dihancurkan selama 50 tahun terakhir, termasuk yang dulunya adalah masjid pusat. Banyak dari perwalian amal komunitas muslim disita di bawah rezim komunis Yugoslavia dan belum dikembalikan.
Menurut laporan baru-baru ini tentang sentimen anti-muslim di Montenegro, muslim digambarkan sebagai orang yang mengkhianati bangsa dan keyakinan mereka dengan masuk Islam selama era Ottoman. Oleh karena itu mereka bukan lagi milik Montenegro dan harus diusir atau dibuang seperti Ottoman.
Populasi muslim sebesar 20 persen dari Montenegro, yang terdiri dari orang Bosnia dan Albania.
Komunitas muslim menghadapi permusuhan yang meningkat, terutama selama tahun 1990-an, periode ketegangan politik yang tinggi di negara tersebut.
Upaya baru-baru ini untuk mengesahkan RUU tentang Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan oleh Gereja Ortodoks Serbia dan pemerintah Milo Djukanovic, bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara gereja dan negara. Pada akhirnya, masyarakat muslim menjadi incaran para politisi Serbia.
Seorang anggota parlemen Serbia, Andrija Mandic memperingatkan umat Islam untuk tidak mendukung undang-undang itu jika tidak ingin hal-hal buruk dapat terjadi.
Mandic memperingatkan komunitas muslim terkait seruan senjata dengan mengatakan, “Ada lebih banyak senjata tersembunyi di Montenegro daripada di tempat lain. Senjata yang tidak akan terkubur segera setelah tetes darah pertama jatuh. Kami tidak akan mencari keadilan melalui sistem hukum, tetapi secara pribadi mengetuk pintu orang-orang yang melakukan ketidakadilan kepada kami. Itulah pesan yang harus Anda pahami.”
UU tentang Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan disahkan, tetapi tetap mengungkap beberapa kesalahan di dalam masyarakat. [wip]