(IslamToday ID) – Amerika Serikat (AS) memberi peringatan pada Rusia untuk tidak menawarkan hadiah uang kepada tentara bayaran untuk membunuh pasukan AS dan koalisinya di Afghanistan.
Pernyataan tegas itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Mike Pompeo seperti dikutip di New York Times, Jumat (14/8/2020).
Pernyataan Pompeo itu untuk menanggapi munculnya informasi baru tentang satu aspek bukti, melibatkan nomor paspor Rusia, yang mengarah pada analisis CIA untuk menghubungkan operasi penawaran hadiah uang dengan unit elite 29155 dari badan intelijen militer Rusia, yang dikenal sebagai GRU.
Pompeo mengungkapkan Pentagon juga telah memperingatkan para pemimpin militer Rusia tentang dugaan pemberian hadiah ini. Ia sendiri telah menyampaikan peringatannya secara langsung kepada Menlu Rusia, Sergey V Lavrov.
“Jika Rusia menawarkan uang untuk membunuh warga Amerika atau dalam hal ini orang Barat lainnya juga, akan ada harga sangat mahal yang harus dibayar. Itulah yang saya peringatkan kepada Menlu Lavrov,” kata Pompeo kepada Radio Free Europe dan Radio Liberty selama perjalanan ke Republik Ceko, menurut transkrip Departemen Luar Negeri AS seperti yang dilansir New York Times.
“Saya tahu militer kami juga telah berbicara dengan para pemimpin senior mereka. Kami tidak akan mengabaikannya. Kami tidak akan mentolerir itu.”
Sebaliknya, Trump mengatakan pada akhir bulan lalu bahwa ia tidak mengungkit dugaan operasi ini ketika ia berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menepisnya sebagai masalah yang menurut banyak orang adalah berita palsu. Pejabat Rusia membantah tuduhan tersebut.
Pompeo hanya memberikan sedikit rincian tentang peringatan tersebut. Ia tidak, misalnya, mengatakan apakah itu peringatan yang tidak jelas dan abstrak atau akan ada konsekuensi tertentu jika dilanggar. Ia juga tidak merinci siapa yang telah menyampaikan pesan Pentagon dan kepada siapa, atau kapan.
Namun, saluran komunikasi langsung tingkat tinggi yang langka antara kedua militer melibatkan Jenderal Mark A Milley, Kepala Staf Gabungan AS, yang berbicara dengan mitranya dari Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, enam minggu lalu.
Pada bulan lalu, Trump mengatakan bahwa ia tidak mendapat informasi tentang laporan bahwa Rusia telah mendesak Taliban untuk membunuh tentara AS. Pasalnya, banyak pejabat intelijen AS meragukan kebenaran kabar tersebut. Sikap ini sangat bertentangan dengan empat sumber AS dan Eropa.
“Kami tidak pernah mendengarnya karena intelijen tidak pernah mencapai tingkat itu. Ini tidak muncul pada kesempatan itu. Orang-orang intelijen, banyak dari mereka tidak percaya itu terjadi sama sekali,” kata Trump kepada Fox Business Network.
Melansir Reuters, empat sumber AS dan pemerintah Eropa, yang akrab dengan pelaporan intelijen, mengatakan dalam beberapa pekan terakhir AS telah memperoleh laporan baru yang mendukung tuduhan bahwa Rusia telah mendorong gerilyawan yang berafiliasi dengan Taliban untuk membunuh tentara AS dan sekutunya di Afghanistan. Sebagai imbalannya, Rusia menawarkan hadiah berupa uang. [wip]