(IslamToday ID) – Filipina menyetujui pencabutan larangan untuk eksplorasi minyak dan gas (migas) di atau dekat wilayah sengketa Laut China Selatan. Seperti diketahui, larangan itu diberlakukan sejak enam tahun lalu karena meningkatnya ketegangan wilayah dengan China.
Sekretaris Energi Alfonso Cusi mengatakan perusahaan yang mendapat kontrak untuk mengeksplorasi minyak dan gas di tiga wilayah yang luas di lepas Filipina barat telah diminta untuk melanjutkan operasi pencarian mereka, termasuk di wilayah yang berpotensi kaya minyak dan gas bernama Reed Bank. Demikian menurut laporan Associated Press (AP), Sabtu (17/10/2020).
Kapal-kapal China mencoba mengusir kapal eksplorasi Filipina di Reed Bank setidaknya sekali di masa lalu, dan tidak segera jelas apakah China mengetahui keputusan Filipina.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah membina hubungan yang lebih dekat dengan Beijing sejak menjabat pada 2016. Ia mengabaikan sengketa teritorial pada tahun-tahun awal kekuasaannya agar tidak menyinggung China.
“Kami perlu mengeksplorasi agar kami dapat mengatasi keamanan energi negara,” ujar Cusi. Ia berterima kasih kepada Duterte karena menyetujui rekomendasi departemen energi untuk mencabut moratorium eksplorasi energi selama bertahun-tahun.
Ladang gas lepas pantai bernama Malampaya (yang lebih dekat ke Provinsi Palawan, Filipina barat dan memasok sekitar 40 persen dari kebutuhan listrik wilayah utara Luzon negara itu), mungkin habis cadangannya dalam waktu dekat, sehingga dikhawatirkan para pejabat Filipina.
“Dengan semakin menipisnya cadangan gas alam kami di Malampaya, ada keharusan yang mendesak untuk melanjutkan kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi dalam zona ekonomi eksklusif kami, untuk memastikan kontinuitas pasokan sumber daya asli di negara ini,” sambung Cusi.
“Keputusan Filipina untuk mencabut larangan tersebut menempatkan perusahaan eksplorasi di bawah kewajiban hukum untuk memasukkan modal ke dalam wilayah kontrak, dan mempekerjakan insinyur Filipina dan pekerja teknis untuk melanjutkan eksplorasi,” tambahnya.
Menurutnya, itu bersama dengan investasi asing dalam eksplorasi tersebut, akan membantu mendorong ekonomi yang dilanda pandemi virus corona.
Pemerintahan Duterte telah melakukan pembicaraan dengan China dalam beberapa tahun terakhir tentang kemungkinan eksplorasi bersama yang melibatkan perusahaan energi Filipina dan China, termasuk di Reed Bank. Tetapi belum ada kesepakatan yang dicapai, sebagian besar karena masalah teritorial.
Pencabutan larangan Filipina itu dilakukan dengan itikad baik dan dengan penuh perhatian pada negosiasi yang sedang berlangsung antara Filipina dan China.
Pemerintahan mantan Presiden Filipina Benigno Aquino III menghentikan eksplorasi minyak dan gas di atau dekat perairan yang disengketakan sekitar 2014, setahun setelah Filipina membawa sengketa yang meningkat dengan Beijing di Laut China Selatan ke arbitrase internasional.
Filipina sebagian besar memenangkan kasus arbitrase itu pada 2016, dengan pengadilan yang didukung PBB yang menyatakan klaim bersejarah China atas hampir seluruh Laut China Selatan tidak valid berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). [wip]