(IslamToday ID) – Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar pertemuan komite menteri tentang kelompok muslim yang teraniaya. Wakil Menteri Luar Negeri Turki, Yavuz Selim Kiran yang hadir dalam pertemuan tersebut menggarisbawahi bahwa Misi Pencari Fakta Internasional Independen PBB telah mencatat insiden di Myanmar sebagai tindakan genosida.
Mengutip Anadolu Agency, Rabu (21/10/2020), Turki terus berupaya untuk menjaga kesadaran akan masalah ini di komunitas internasional. Kiran mengatakan bahwa Ankara tidak akan pernah meninggalkan Rohingya.
Ia menegaskan bahwa etnis Rohingya harus diizinkan untuk kembali ke tanah air mereka. Jika tidak memungkinkan, mereka setidaknya harus diizinkan pergi ke tempat yang diinginkan.
Menurut Kiran, OKI harus melanjutkan upaya internasionalnya untuk menjaga Myanmar di bawah tekanan untuk solusi damai masalah tersebut.
Kiran menambahkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memberikan perhatian khusus terhadap masalah itu. Ia meminta anggota OKI lainnya untuk mendukung pencarian keadilan dan menunjukkan kepada dunia bahwa muslim Rohingya tidak sendiri.
Ia juga meminta negara-negara anggota OKI untuk meningkatkan kontribusi keuangan mereka untuk kasus genosida Rohingya, yang saat ini sedang disidangkan di Mahkamah Internasional (ICT), sambil menjaga hubungan dengan Myanmar.
Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang yang paling teraniaya di dunia, menghadapi ketakutan yang luar biasa akan serangan sejak puluhan orang terbunuh dalam aksi kekerasan pada tahun 2012.
Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, kebanyakan wanita dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh. Pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas muslim minoritas Rohingya pada Agustus 2017. [wip]