(IslamToday ID) – Pemerintah Belanda menyatakan akan memberikan kompensasi kepada anak-anak Indonesia yang orangtuanya dieksekusi oleh tentara Belanda selama perang kemerdekaan Indonesia.
Tentara Belanda mengeksekusi 11 orang tidak bersenjata selama perang kemerdekaan Indonesia, antara 1945 dan 1950. Sekarang anak-anak mereka akan diberi kompensasi atas pembunuhan tersebut.
Putusan pengadilan awal tahun ini memerintahkan pemerintah Belanda untuk membayar kompensasi kepada para janda dan anak-anak dari 11 pria Indonesia yang terbunuh di pulau Sulawesi Selatan antara tahun 1946 dan 1947.
Mengutip TRT World, Kamis (22/10/2020), pemerintah Belanda menjanjikan 5.000 euro (5.890 dolar AS atau sekitar Rp 80 juta) kepada mereka yang bisa memberikan bukti kredibel atas eksekusi orangtua mereka saat konflik.
Menurut pengadilan banding, tentara Belanda mengeksekusi ratusan orang tanpa melalui proses persidangan dan menyiksa beberapa lainnya sampai mati di penjara.
Pengadilan pada saat itu menolak klaim Belanda bahwa tindakan di bekas jajahannya telah terjadi terlalu lama jika ingin dimintai pertanggungjawaban.
Belanda sebelumnya menawarkan kompensasi kepada para janda dari suaminya yang dieksekusi, tetapi menolak untuk membayar ganti rugi kepada anak-anak mereka.
Seorang juru bicara pemerintah menyatakan tidak jelas berapa banyak orang yang akan meminta untuk diakui sebagai orang yang berhak mendapatkan kompensasi.
Perang Kemerdekaan Indonesia
Revolusi nasional Indonesia atau perang kemerdekaan dideklarasikan pada tahun 1945 melawan Belanda.
Setelah lebih dari empat tahun konflik berdarah dan kekerasan, negara muslim terbesar di dunia itu merdeka.
Pasukan Belanda tidak dapat mengalahkan pejuang Indonesia yang meskipun kurang berpengalaman namun gigih dan berani.
Sulawesi, sebuah pulau Indonesia di timur Kalimantan, adalah salah satu tempat penting bagi revolusi nasional Indonesia.
Ketika Republik Indonesia memperoleh kekuasaan di wilayah tersebut, serangan balik Belanda dimulai pada bulan Desember 1946 dengan dipimpin oleh Raymond Westerling, seorang Kapten di Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL).
Hingga operasi itu berakhir pada Februari 1947, Westerling berhasil melenyapkan perlawanan Indonesia dan melemahkan dukungan lokal kepada Republik. Namun, cara dia mengeksekusi mati para tawanan telah lama menjadi isu kontroversial di kedua negara.
Pemerintah Republik Indonesia mengklaim Westerling bertanggung jawab atas 40.000 kematian. Namun, beberapa sejarawan mengatakan jumlah tersebut dibesar-besarkan.
Sejarawan Belanda, Willem Ijzereef memperkirakan jumlah sebenarnya orang Indonesia yang terbunuh sekitar 1.500, dengan 400 dari jumlah itu dieksekusi langsung oleh Westerling. [wip]