(IslamToday ID) – Pesawat Taiwan ditolak masuk ke wilayah udara Hong Kong dalam perjalanan ke Kepulauan Pratas pekan lalu karena ada latihan rudal di Laut China Selatan (LCS) serta pembatasan penerbangan.
“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sedang melakukan latihan rudal udara-ke-udara di Laut China Selatan pada pagi hari (pada hari Kamis) ketika pesawat Taiwan sedang menuju ke Kepulauan Dongsha,” kata sumber militer yang berbasis di Beijing yang dekat dengan PLA, Kamis (22/10/2020).
Penerbangan UNI Air yang membawa personel militer dan penjaga pantai terpaksa balik kanan ketika otoritas penerbangan sipil Hong Kong memberi tahu bahwa ada “aktivitas berbahaya” terjadi di bawah ketinggian 26.000 kaki.
“Sebagian besar penumpang pesawat terbang di atas 26.000 kaki,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya itu seperti dikutip dari SCPM.
“Tapi pesawat Taiwan adalah ATR 72 bertenaga baling-baling yang tidak bisa mendaki setinggi itu.”
Menurut situs web pesawat, ATR 72 memiliki ketinggian maksimum 25.000 kaki.
Pada hari Jumat, sehari setelah insiden tersebut, Menteri Pertahanan Nasional Taiwan Yen Te-Fa menolak penjelasan yang diberikan oleh Hong Kong dan mengimbau otoritas Hong Kong untuk tidak mengganggu tatanan penerbangan internasional.
Menurut Yen, tidak ada aktivitas militer yang terjadi di daerah tersebut dan badan keamanan maritim China belum mengeluarkan peringatan apapun.
“Kami berharap pihak berwenang China akan mematuhi peraturan penerbangan internasional dan mengutamakan keselamatan,” katanya.
Departemen Penerbangan Sipil Hong Kong sebelumnya membantah pihaknya sengaja menghalangi penerbangan dan mengatakan stafnya sudah mengikuti praktik dan prosedur yang ditetapkan.
Pihaknya memberi tahu pusat kendali lalu lintas udara Taiwan tentang ketinggian minimum yang aman untuk diamati dalam penerbangan. Pusat kendali itu juga mengindikasikan akan membatalkan permintaan untuk penerbangan yang memasuki wilayah udara Hong Kong.
Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya latihan militer oleh PLA di perairan regional yang disengketakan, serta di langit yang dekat dengan wilayah udara Taiwan. Beijing menganggapTaiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak pernah menolak untuk menggunakan kekuatan militer demi menyatukannya kembali.
“Ini tidak akan pernah terjadi jika militer Taiwan menyewa pesawat yang lebih canggih, seperti pesawat angkut C-130, yang bisa terbang lebih tinggi,” kata sumber itu. [wip]