(IslamToday ID) – Seruan untuk memboikot barang-barang buatan Perancis menggema di seluruh dunia menyusul pernyataan menyudutkan Presiden Emmanuel Macron terhadap Islam dan muslim.
Seperti diketahui, Macron pada hari Rabu (21/10/2020) lalu menuduh muslim melakukan separatisme. Ia juga bersumpah untuk tidak menyerah pada kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas pemenggalan seorang guru berusia 47 tahun, Samuel Paty. Ia diserang dalam perjalanan pulang dari sekolah tempatnya mengajar di Conflans-Sainte-Honorine, 40 kilometer barat laut Paris.
Lembaga Islam Mesir yang terkenal di dunia mengecam pernyataan Macron tentang Islam. Para sarjana di Universitas Al Azhar pada hari Ahad (25/10/2020) menyebut pernyataan Macron rasis. Mereka mengatakan pernyataan Macron tidak ada hubungannya dengan esensi Islam yang sebenarnya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Sabtu (24/10/2020) mengecam Macron atas kebijakannya terhadap muslim. Ia mengatakan Presiden Perancis itu harus memeriksakan mentalnya.
“Apa yang bisa dikatakan tentang seorang kepala negara yang memperlakukan jutaan anggota dari kelompok agama yang berbeda seperti ini? Pertama-tama lakukan pemeriksaan mental,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.
Pada hari Sabtu, Kementerian Luar Negeri Yordania menyatakan mengutuk dipublikasikannya ulang karikatur Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi. Tindakan itu adalah upaya diskriminatif dan menyesatkan yang berusaha menghubungkan Islam dengan terorisme.
Partai Front Aksi Islam Yordania meminta Macron untuk meminta maaf atas komentarnya dan mendesak warga kerajaan untuk memboikot barang-barang Perancis.
Sementara, boikot semacam itu sudah berlangsung di Kuwait dan Qatar. Gambar-gambar di media sosial menunjukkan para pekerja mengeluarkan keju olahan Kiri dan Babybel Perancis dari rak supermarket di Kuwait.
Di Doha, seorang koresponden AFP melihat para pekerja menanggalkan rak selai St Dalfour buatan Perancis dan ragi Saf-Instant di cabang jaringan supermarket Al Meera pada hari Sabtu.
Al Meera bersaing dengan jaringan supermarket Perancis, Monoprix dan Carrefour untuk mendapatkan pangsa pasar di sektor grosir Qatar yang menguntungkan.
Al Meera dan operator grosir lainnya, Souq Al Baladi, merilis pernyataan pada Jumat malam dengan mengatakan akan menarik produk Perancis dari toko sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Mereka berhenti secara eksplisit menyebut Macron atau mengutip komentarnya, tetapi Al Meera mengatakan komentar pelanggan memandu tindakan kami. Tidak ada operator yang menanggapi permintaan komentar AFP.
Sebelumnya, Macron telah memicu reaksi pada awal Oktober ketika mengatakan Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia.
Nayef Falah Mubarak Al-Hajraf, Sekjen Dewan Kerja Sama Teluk menyebut kata-kata Macron tidak bertanggung jawab karena menyebarkan kebencian.
Universitas Qatar menulis di Twitter bahwa acara tahunan Pekan Budaya Perancis akan ditunda dalam batas waktu yang tidak ditentukan, menyusul penyalahgunaan yang disengaja terhadap Islam dan simbol-simbolnya.
Banyak orang Yordania telah mengubah profil mereka di Facebook untuk menambahkan pesan “Hormatilah Muhammad, Nabi Allah”.
Di Jaffa, kota yang sebagian besar dihuni orang Arab di sebelah Tel Aviv, Israel, sekitar 200 orang melakukan protes setelah salat Isya pada hari Sabtu di depan kediaman Duta Besar Perancis untuk Israel. [wip]