(IslamToday ID) – Seorang pria berusia 40-an tahun menempelkan poster bergambar kartun Nabi Muhammad di Kota Kongsberg, Norwegia sebagai bentuk dukungan terhadap seorang guru di Perancis yang penggal, Samuel Paty.
Pria itu menempel lebih dari 20 poster berukuran A4 di tempat-tempat umum yang terlihat seperti pusat perbelanjaan, stasiun kereta api, dan perpustakaan di kota itu. Ia mengaku penempelan poster itu sebagai bentuk dari kebebasan berekspresi.
“Saya ingin kita bisa menikmati kebebasan berekspresi, dan Islam tidak boleh mendapat perlindungan khusus dalam masyarakat yang bebas. Saya ingin kita memiliki percakapan yang jujur tentang Islam tanpa dicap sebagai rasis dan fasis,” ungkap pria yang enggan disebut namanya itu kepada penyiar nasional NRK.
Ia sendiri ingin melihat, apakah aksinya itu bisa memprovokasi polisi. “Saya merasa jika saya melakukan ini, polisi akan turun tangan. Tapi itu jauh lebih buruk dari yang pernah saya pikirkan,” ujarnya seperti dikutip dari Sputnik News, Senin (26/10/2020).
Pada malam yang sama, ia didatangi empat petugas kepolisian setelah wajahnya terdeteksi dalam kamera pengawas CCTV. Menurut pria tersebut, polisi menegur dan memintanya untuk melepas poster-poster yang ditempelnya karena bisa menyinggung banyak orang.
Tapi, polisi meminta maaf karena tidak memiliki alasan yang tepat untuk mengingatkan pria itu. “Saya menyesal telah mendekati orang itu dengan cara ini. Ia hanya menuntut permintaan maaf,” kata kepala kantor polisi Kongsberg Havard Reva.
Oyvind Aas dari distrik polisi tenggara juga meminta maaf. “Kami tidak bisa memerintahkan dia untuk pergi. Kita juga tidak boleh mengatakan apa-apa tentang isi poster yang ditempel,” kata Aas.
Orang yang menempel gambar kartun nabi itu menyatakan bahwa polisi tidak akan menangkapnya, bahkan jika ia menempelkan poster bergambar kartun Yesus, Karl Marx, atau Budha sekalipun.
“Ini adalah tindakan prinsip. Saya khusus ingin membicarakan ini. Itu saja niat saya,” tegasnya.
Guru sejarah Samuel Paty dibunuh dengan cara dipenggal di pinggiran Kota Paris oleh seorang pemuda berusia 18 tahun keturunan Chechnya. Sebelumnya, Paty menunjukkan beberapa kartun satir Nabi Muhammad selama pelajaran tentang kebebasan berbicara dan berekspresi.
Pelaku ditembak mati oleh petugas polisi pada hari yang sama. Sedangkan Presiden Perancis Emmanuel Macron segera mempertimbangkan untuk menjuluki insiden memilukan itu sebagai serangan teroris. [wip]