(IslamToday ID) – Seruan boikot produk-produk Perancis yang dilontarkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dianggap telah melanggar nilai-nilai Uni Eropa. Perancis pun mendorong sekutunya di Uni Eropa untuk membalas tindakan yang sama terhadap Turki.
Sebelumnya pada hari yang sama, Komisi Uni Eropa memperingatkan bahwa keanggotaan Turki di blok itu semakin jauh dari sebelumnya mengingat pernyataan Erdogan.
“Perancis bersatu dan Eropa bersatu. Pada Dewan Eropa berikutnya, Eropa harus mengambil keputusan yang memungkinkannya memperkokoh keseimbangan dengan Turki untuk lebih membela kepentingan dan nilai-nilai Eropa,” kata Menteri Perdagangan Perancis, Franck Riester kepada anggota parlemen, tanpa menentukan tindakan apa yang akan diambil seperti dikutip dari AFP, Kamis (29/10/2020).
Sebelumnya, di hari yang sama Komisi Eropa memperingatkan bahwa komentar Erdogan membuat upaya Turki yang terhenti untuk bergabung dengan Uni Eropa menjadi lebih jauh.
“Seruan untuk boikot produk dari setiap negara anggota bertentangan dengan semangat kewajiban ini dan akan membawa Turki lebih jauh dari Uni Eropa,” kata seorang juru bicara.
Beberapa barang produk Perancis telah dikeluarkan dari rak supermarket di beberapa negara Timur Tengah, termasuk Qatar dan Kuwait. Meskipun demikian, Riester mengatakan pemerintah Perancis tidak merencanakan tindakan balasan terhadap produk Turki.
Ekonom Perancis, Stephanie Villers mengatakan kepada radio RTL, bahwa boikot tersebut kemungkinan akan berdampak marjinal pada ekspor Perancis, mencatat bahwa tarif anggur Perancis yang diperkenalkan oleh AS tahun lalu jauh lebih merusak.
“Jika ada niat nyata untuk merugikan ekonomi Perancis, maka semua produk Perancis akan diboikot,” kata Villers, mengamati bahwa sektor kedirgantaraan dan kemewahan yang lebih menguntungkan tidak terpengaruh. [wip]