(IslamToday ID) – Serangan mengerikan kembali terjadi di Perancis pada Kamis (29/10/2020) pagi waktu setempat. Tiga orang tewas di luar sebuah gereja di Kota Nice, Perancis, sementara beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.
Polisi menyatakan pelaku menyerang dengan menggunakan pisau, sedangkan seorang korban tewas karena dipenggal.
“Situasinya sekarang terkendali,” kata juru bicara polisi Florence Gavello seperti dikutip dari AFP.
Pelaku langsung ditahan tak lama setelah serangan oleh pasukan keamanan sekitar pukul 09.00 pagi.
Walikota Nice, Christian Estrosi lewat akun Twitter mengatakan bahwa insiden itu merupakan serangan teror. “Saya dapat mengkonfirmasi semuanya, biarkan kami berpikir ini adalah serangan teror di Notre-Dame Basilica,” ujarnya.
Estrosi juga menyebut serangan itu sebagai serangan fasis Islam. “Pelaku terus mengulang kalimat Allahu Akbar, bahkan saat diobati karena terluka akibat penangkapan,” katanya.
Dari tiga korban tewas, dua di antara meninggal seketika setelah serangan, sedangkan satunya akibat menderita luka-luka setelah sempat menyingkir ke bar dekat lokasi.
Estrosi mengatakan Presiden Perancis Emmanuel Macron akan segera tiba di Nice, dan menyerukan agar seluruh geraja di Perancis diberi keamanan tambahan untuk pencegahan.
Serangan itu terjadi tak lama setelah Perancis juga diguncang oleh pembunuhan seorang guru terkait kartun Nabi Muhammad.
Samuel Paty (47) dipenggal di daerah Eragny oleh seorang pemuda pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18) pada 17 Oktober lalu.
Pemicunya adalah Paty sempat membahas tentang kartun Nabi Muhammad di dalam kelas yang kemudian menuai kontroversial. Di awal, ia sudah mengizinkan sejumlah pelajar muslim untuk keluar kelas jika tidak sepakat dengan materi yang ia bahas.
Topik pembelajaran itu lantas diceritakan oleh sejumlah murid muslim kepada orangtua mereka. Peristiwa itu lantas ramai diceritakan di media sosial.
Paty yang melihat unggahan itu kemudian mengadu ke polisi atas dugaan pencemaran nama baik. Abouyezidovitch disebut melihat unggahan itu di media sosial dan merencanakan membunuh Paty. Pembunuhan Paty menuai demonstrasi besar di negara itu.
Sementara itu, Perancis sendiri menghadapi gelombang serangan lonewolf yang telah menewaskan lebih dari 250 orang sejak serangan di kantor majalah satire Charlie Hebdo pada Januari 2015. [wip]