ISLAMTODAY ID — Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa secara mengejutkan memberikan selamat kepada Presiden petahana Donald Trump karena dinilainya telah memenangi kontestasi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2020-2024.
Janez Jansa menuliskan melalui akun Twitternya bahwa rakyat AS “sangat jelas” memilih Trump untuk tetap menjadi presiden AS.
Langkah PM Jansa tersebut menjadikanya pemimpin negara Eropa pertama yang mengucapkan selamat kepada Trump, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (4/11/2020).
“Sangat jelas bahwa orang Amerika telah memilih @realDonaldTrump @Mike_Pence untuk #4moreyears,” demikian cuitan Janez Jansa.
“Semakin banyak penundaan dan fakta yang menyangkal dari #MSM, semakin besar kemenangan akhir untuk #POTUS,” jelasnya.
“Selamat @GOP untuk hasil yang luar biasa di #US,” imbuh PM Jansa. Perlu diketahui, Slovenia merupakan tanah air Ibu Negara Melania Trump.
Klaim Kemenangan Trump
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J Trump mengklaim pihaknya telah memenangkan pemilihan presiden AS 2020, meskipun penghitungan suara belum selesai.
Donaldn Trump pun mengatakan pihaknya akan pergi ke Mahkamah Agung untuk menolak penghitungan suara.
Klaim awal Trump ini dideklarasikannya pada pukul 02.20 waktu setempat, ketika negara bagian di wilayah AS tengah melakukan proses penghitungan.
“Kita akan menang dan sejauh yang saya ketahui, kita sudah memenanginya,” tegas Trump meskipun 10 negara bagian belum mengumumkan hasilnya.
Trump mengklaim telah terjadi penipuan dan indikasi kecurangan dalam Pilpres AS 2020-2024 tersebut.
“Ini penipuan terhadap publik Amerika. Ini memalukan negara kita,” klaim Trump dalam pidatonya di Gedung Putih seperti dilansir dari AFP, Rabu (4/11/2020).
“Kita memang memenangkan pemilu ini,” katanya, meskipun jutaan suara masih belum selesai dihitung.
Trump pun mengatakan bahwa dirinya telah menang di negara-negara bagian yang sebelumnya tidak dimenangkan Republik.
Trump juga mencontohkan kemenangan sementaranya di sejumlah negara bagian seperti North Carolina, Pennsylvania, Michigan, Wisconsin yang menurutnya sudah tak akan dapat dikejar oleh pesaingnya, Joe Biden.
“Jutaan dan jutaan orang memilih kami malam ini. Dan sekelompok orang yang sangat menyedihkan sedang mencoba mencabut hak pilih dari kelompok orang itu. Dan kami tidak akan membiarkannya,” tegasnya.
Trump mengatakan pihaknya hendak membawa indikasi kecurangan ke Mahkamah Agung, bahkan “kami (Trump) ingin semua penghitungan suara berhenti”.
Trump tampaknya bermaksud menghentikan penghitungan surat suara via pos yang dapat diterima secara hukum oleh dewan pemilihan negara-negara bagian setelah pemilihan hari Selasa (3/11), asalkan dikirim tepat waktu.[IZ]