ISLAMTODAY ID — Sejumlah pejabat di luar negeri secara serius memantau pemilihan presiden AS 2020-2024. Bahkan, Sebagian pejabat telah menyatakan dukungan untuk salah satu kandidat, sementara pejabat lainnya memperingatkan tentang krisis politik besar-besaran.
Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer menegaskan bahwa “pertempuran untuk mendapatkan legitimasi hasil” telah dimulai, dilansir dari RT.
Menurut Kramp-Karrenbauer pertempuran legitimasi hasil pemilu dapat mengarah pada krisis konstitusional.
“Ini adalah situasi yang sangat eksplosif,” ujarnya kepada penyiar publik ZDF
Menhan Jerman ini menekankan bahwa peristiwa di AS “dapat menyebabkan krisis konstitusi.”
Pada malam pemilihan, Trump mengklaim bahwa ada upaya luas untuk “mencabut hak pilih” pendukungnya dan mengancam akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung untuk menghentikan “semua pemungutan suara.”
Jerman
Wakil Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan penghitungan suara harus dilanjutkan agar prosedur demokrasi dijalankan “secara penuh”.
Sementara itu, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Bundestag, Norbert Roettgen, menulis di media sosial bahwa Berlin “tidak akan bekerja dengan Trump selama empat tahun lagi,”
Ia mengatakan jika Trump terpilih kembali maka akan “secara fundamental menantang kita dengan jalan yang tidak kita inginkan dan belum kita persiapkan sebelumnya.”
Roettgen mengatakan bahwa sementara “banyak yang mengharapkan kemenangan yang jelas untuk Biden … skenario ini sekarang tidak diperhitungkan.”
Inggris
Senada dengannya, Walikota London Sadiq Khan mendukung Joe Biden semoga berhasil.
“Kami mendukung Anda,” kicaunya, Sadiq menambahkan bahwa “kami telah melihat orang-orang berkumpul di seluruh dunia untuk berjuang demi masa depan yang lebih baik.”
“Kami tidak dapat memenangkan pertarungan itu tanpa Amerika,” tulisnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab mengatakan kepada Sky News bahwa hubungan Inggris-Amerika “dalam kondisi sangat baik”.
Bahkan Menlu Inggris menyebut akan “semakin kuat dengan kandidat mana pun yang memenangkan Pilpres AS.”
Dalam wawancara dengan BBC, Dominic Raab mengonfirmasi bahwa dirinya menonton pemungutan suara “dengan penuh minat dan seksama”, akan tetapi menolak mengomentari tuduhan penipuan dan indikasi kecurangan yang disebut Donald Trump.
Prancis
Marine Le Pen, Pemimpin partai sayap kanan utama Prancis, National Rally, berpendapat bahwa terpilihnya kembali Trump akan “lebih baik untuk Prancis”.
Marine Le Pen memuji Trump karena mempromosikan “kembalinya patriotisme, perbatasan, dan kedaulatan.”
China
Beijing menyatakan pihaknya tidak mendukung salah satu kandidat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengeluarkan pernyataan singkat, mengatakan pemilu adalah urusan domestik AS dan China “tidak memiliki posisi di atasnya.”
Iran
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa bagi Teheran, “individu dan partai tidak penting,”
Menurutnya yang paling penting adalah kebijakan nyata yang diadopsi oleh pemerintah AS.[IZ]