(IslamToday ID) – Lima aktivis sayap kanan Denmark yang diduga akan memprovokasi umat Islam di Belgia dengan membakar kitab suci Alquran ditangkap dan diusir ke luar negeri.
Menurut laman Facebook kelompok mereka, kelima aktivis tersebut adalah anggota Stram Kurs atau Garis Keras, sebuah kelompok yang dipimpin oleh militan anti-Islam dan anti-imigrasi Denmark, Rasmus Paludan.
Menurut laman Facebook tersebut, Paludan sendiri telah ditangkap di Perancis dan juga telah diusir.
Stram Kurs dikenal di Skandinavia karena tindakan provokasinya. Pihak berwenang Belgia meyakini kelompok itu berencana membakar Alquran di Molenbeek, sebuah distrik Brussel dengan populasi Maroko yang besar.
Sebuah sumber menyebut rencana itu diduga merupakan bagian dari kasus yang dikirim oleh polisi ke kantor kejaksaan di Brussel.
Sammy Mahdi, Menteri Luar Negeri Belgia untuk Suaka dan Migrasi yang juga putra seorang pengungsi Irak, menyambut baik penangkapan terhadap lima aktivis tersebut. “Mereka diperintahkan untuk segera meninggalkan negara itu, dan mereka telah melakukannya,” katanya seperti dikutip dari TRTWorld, Sabtu (14/11/2020).
“Penahanan ditolak karena orang-orang ini merupakan ancaman serius bagi ketertiban umum di Belgia. Seorang pria lain baru-baru ini ditangkap di Perancis karena alasan yang sama,” lanjutnya.
“Jerman juga telah mengambil keputusan serupa sehubungan dengan pria ini, yang oleh dinas keamanan dianggap sebagai penyeru kebencian,” lanjut pernyataan itu tanpa menyebut nama Paludan.
Pada bulan Agustus, bentrokan terjadi di Malmo, Swedia selatan ketika provokator sayap kanan membakar Alquran. Warga memprotes dengan menyerang polisi sehingga beberapa dari mereka terluka.
Paludan, seorang pengacara kondang yang tinggal di Denmark, awalnya diharapkan untuk hadir di aksi demonstrasi, tetapi pihak berwenang Swedia mencegahnya agar tidak masuk negara tersebut.
“Dalam masyarakat kita yang sudah sangat terpolarisasi, kita tidak butuh orang yang datang untuk menyebarkan kebencian,” kata Mahdi.
“Saya tidak peduli apakah mereka ekstremis sayap kiri atau sayap kanan, saya lebih peduli dengan keselamatan warga negara kita,” tambahnya.
Dalam sebuah posting Facebook pada 30 Oktober, Paludan mengatakan telah memberi tahu konsulat Perancis di Kopenhagen tentang niatnya untuk membakar Alquran di Arc de Triomphe di Paris pada 11 November. [wip]