ISLAMTODAY ID — Perdana Menteri Australia Scott Morrisson dilaporkan menghubungi Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani melalui sambungan telepon.
PM Morrisson menyatakan pihaknya meminta maaf dan “menyatakan kesedihannya mendalamnya atas kesalahan yang dilakukan oleh tentara Australia di Afghanistan”.
Jenderal Angus Campbell, Kepala Angkatan Pertahanan Australia (ADF),Kamis (19/11) mengungkapkan hasil laporan kejahatan perang memberikan “informasi yang dapat dipercaya” bahwa beberapa anggota Australian Special Air Services (SAS) terlibat dalam berbagai pembunuhan brutal terhadap non-kombatan, atau mereka yang bukan lagi pejuang, “selama lebih dari empat tahun”.
Saat menjelaskan temuan laporan kejahatan perang itu, Angus Campbell meminta maaf kepada rakyat Afghanistan atas nama tentara Australia.
“Kepada rakyat Afghanistan, atas nama Angkatan Pertahanan Australia, saya dengan tulus dan tanpa pamrih meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan tentara Australia, ” ujarnya dilansir dari Sputniknews (19/11)
39 Warga Sipil Afghanistan Dibunuh
Laporan tersebut disusun oleh Mayor Jendera; (Hakim Militer) Paul Brereton sebagai bagian dari penyelidikan Inspektur Jenderal Angkatan Pertahanan Australia.
Brereton mengungkapkan bahwa 39 warga sipil Afghanistan dibunuh dalam 23 insiden baik oleh pasukan khusus atau atas instruksi mereka. Semua laporan pembunuhan jika diterima oleh juri, akan dianggap sebagai pembunuhan kejahatan perang.
Sebanyak 25 pelaku diidentifikasi sebagai dugaan kejahatan perang, dan beberapa masih bertugas di Angkatan Pertahanan Australia.
Tindakan tersebut digambarkan sebagai “penghinaan yang memalukan dan mendalam” terhadap militer Australia.
“Biasanya, komandan patroli akan membawa seseorang di bawah kendali dan anggota junior […] kemudian akan diarahkan untuk membunuh orang yang dikendalikan,” jelas laporan itu. ”’Lemparan’ akan ditempatkan dengan tubuh dan ‘kisah pengalihan’ ‘diciptakan untuk tujuan pelaporan operasional dan untuk menangkis pengawasan. ”
Menurut laporan itu, komandan SAS seperti laksana “setengah dewa” bagi perwira junior, itulah sebabnya mereka tetap memilih diam tentang tindakan mereka.
Australia Minta Maaf
Presiden Ashraf Ghani, mengungkapkan dalam melalui Twitternya, Kamis(19/11) bahwa PM Australia Scott Morrisson telah menelepon Ghani untuk meminta maaf atas pembunuhan warga Afghanistan sebelum rilis laporan tersebut.
“Dalam panggilan telepon ini, Perdana Menteri Australia mengungkapkan kesedihannya yang paling dalam atas kesalahan yang dilakukan oleh beberapa pasukan Australia di Afghanistan dan meyakinkan Presiden Republik Islam Afghanistan tentang penyelidikan dan untuk memastikan keadilan,” demikian tulis Ghani.
Senator Hon Marise Payne, Menteri Luar Negeri Australia dalam sebuah surat kepada Menteri Luar Negeri Afghanistan telah menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan oleh beberapa personel militer Australia di Afghanistan.
Brereton telah menyelidiki tuduhan kejahatan perang terhadap pasukan khusus Australia sejak 2016. Kejahatan tersesbut terjadi antara 2005 hingga 2016.
Brereton dilaporkan telah meninjau sekitar 20.000 dokumen dan 25.000 gambar serta mewawancarai 423 saksi.
Pasukan Australia dikirim ke Afghanistan pada tahun 2001 di bawah Operasi Slipper.
Pada tahun 2013, pangkalan militer di Tarin Kowt ditutup, dengan semua tentara pulang ke rumah dan hanya penasihat militer dan unit pasukan khusus yang tersisa di Afghanistan.[Res]