ISLAMTODAY ID — Pejabat Israel mengatakan kepada media Amerika Serikat (AS) secara anonim bahwa dunia harus berterima kasih kepada Israel atas pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh.
Pernyataan resmi pejabat Israel ini disampaikan kepada The New York Times pada Ahad (29/22). Hal ini tentu menarik perhatian karena pembunuhan Mosen Fakhrizadeh kemudian memicu semakin panas dan tegangnya Kawasan Timur Tengah.
Meskipun Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab, tanggapan pejabat tersebut menunjukkan bahwa Tel Aviv berada di balik pembunuhan tersebut.
Pejabat Israel, dilaporkan terlibat selama bertahun-tahun dalam melacak Mohsen Fakhrizadeh. Pihaknya mengatakan Israel akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melawan program nuklir Iran.
Pejabat Israel itu mengatakan bahwa keinginan Iran untuk mendapatkan senjata nuklir, yang dibangun oleh Mohsen Fakhrizadeh, menimbulkan ancaman dan dunia harus berterima kasih kepada Israel atas pembunuhan tersebut.
Dalam presentasi program nuklir Iran pada April 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara khusus menyebut nama Fakhrizadeh, yang dikenal sebagai “dalang” program nuklir.
Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, PM Netanyahu menunjukkan bahwa Israel memainkan peran dalam pembunuhan Fakhrizadeh pada konferensi pers yang dia adakan tentang masalah tersebut.
Pada tahun 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut nama Mohsen Fakrizadeh selama presentasi tentang program nuklir Iran, yang fotonya telah dibagikan secara luas secara online.
Mohsen Fakrizadeh, terbunuh di pinggiran Teheran pada 27 November kemarin, adalah ilmuwan nuklir Iran kelima yang dibunuh sejak 2010.
Iran selalu menuduh Israel melancarkan serangan itu.
Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami, berbicara saat upacara pemakaman di kompleks kementerian, mengatakan pembunuhan terhadap ilmuwan “tidak akan dibiarkan.”
“Kami bertanggung jawab untuk menyelidiki masalah ini dan akan menindaklanjutinya,” kata Amir Hatami, yang telah mengenal baik Fakhrizadeh di Kementerian Pertahanan.
Dalam pertemuan tersebut Hatami menekankan pelaku dan perencana kejahatan tersebut akan dihukum.
Petunjuk Baru Otoritas Iran
TV pemerintah Iran mengatakan senjata yang dikendalikan dari jarak jauh yang ditemukan dari lokasi pembunuhan Fakrizadeh di daerah Damavand menunjukkan keterlibatan musuh bebuyutan Iran, Israel.
Lembaga Intelijen Iran juga mengklaim telah memperoleh “petunjuk kunci” yang akan “segera diterbitkan”.
Pejabat Kemhan Iran mengatakan mereka telah meraih “kemajuan yang baik” dalam penyelidikan awal, dan telah menemukan “petunjuk kuat” yang menetapkan hubungan Israel dengan pembunuhan tersebut.
Selama tiga hari terakhir, pejabat politik dan militer Iran menuduh Israel melancarkan serangan itu, dan bersumpah untuk membalasnya.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif pada Ahad (29/11) mengungkapkan bahwa terdapat ciri khas peran Israel dalam pembunuhan Fakrizadeh.
Namun, Zarif mengatakan pemerintah telah mengadopsi “kesabaran strategis”, yang menyatakan bahwa tanggapannya “tidak akan berada di lapangan yang ditentukan oleh musuh”.
Sebaliknya, pejabat tinggi militer seperti Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mohammad Baqeri, Kepala IRGC Jenderal Hossein Salami dan Penasihat Militer Tertinggi Jenderal Hossein Dehghan dengan tegas berikrar akan melakukan “balas dendam yang keras.”
Ketua Parlemen Iran, Mohamamad Baqer Qalibaf dan Kepala Kehakiman Ebrahim Raeesi, dua saingan politik Presiden Rouhani, telah mendesak pemerintah untuk menyesuaikan kembali kebijakannya.
Di sela-sela sidang tertutup parlemen kemarin, Qalibaf mengatakan pemerintah tidak boleh “mengirimkan sinyal lemah.”
Sebagai tanggapan atas pembunuhan itu, DPR mengadopsi RUU darurat ganda di mana “implementasi sukarela” dari Protokol Tambahan Perjanjian Non Proliferasi akan dipertimbangkan kembali, dan ketentuan kerjasama dengan badan nuklir PBB juga akan berubah.
Mengadopsi sikap yang sama, Raeesi pada Senin mengatakan “pembunuhan dan sanksi” adalah “dua sisi dari mata uang yang sama,” dia menegaskan mereka yang menyerukan penahanan “memberikan lampu hijau kepada para teroris.”
Rencana Aksi Balasan
Sementara tanggapan berbeda-beda terus muncul terkait pembunuhan ilmuwan tersebut, di sisi lain seruan untuk membalas dendam semakin kuat.
Jenderal Salami, yang menghadiri pemakaman Fakrizadeh, mengatakan Iran akan “menentukan waktu, tempat dan jenis tanggapan.”
Ali Shamkhani, yang memimpin Dewan Keamanan Nasional yang kuat di negara itu, mengatakan “musuh” mencoba menargetkan para ilmuwan selama 20 tahun terakhir.
Sementara itu, Kepala komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Mojtaba Zonnour juga mengatakan “pembunuhan tersebut tidak akan dibiarkan.”
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei menyerukan penyelidikan serius atas kasus tersebut, dan tindakan perlawanan terhadap para pelakunya. Pesannya juga dilantunkan selama pemakaman.
Sementara itu, seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh New York Times pada Ahad mengatakan dunia harus berterima kasih kepada Israel atas pembunuhan Fakrizadeh.
Karena berada dalam ancaman yang tinggi, ilmuwan tersebut telah berada di bawah perlindungan badan keamanan Iran selama bertahun-tahun.
Foto-fotonya juga tidak dipublikasikan di media. Pada 2011, sebuah laporan oleh badan pengawas nuklir PBB mengidentifikasi dia sebagai “tokoh kunci” dalam program nuklir Iran. Dia adalah satu-satunya pejabat Iran yang disebutkan dalam laporan itu.
Badan tersebut bahkan meminta izin Teheran untuk bertemu dengan ilmuwan tersebut, yang kemudian ditolak. Beberapa pejabat Iran mengutarakan bahwa wawancara badan nuklir PBB dapat menyebabkan pembunuhan ilmuwan tersebut. Namun, pemerintah membantah klaim itu.[IZ/Anadolu]