ISLAMTODAY ID — Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS yang dikuasai Partai Demokrat bersepakat untuk menaikkan dana stimulus Covid-19 untuk sebagian besar warga AS menjadi USD2.000, meski hasil finalnya belum pasti.
Sebanyak 134-275 suara mengirimkan proposal untuk lebih dari tiga kali lipat pembayaran USD600 ke Senat, meski Senat yang dikuasai Partai Republik belum memberikan sinyal akankah beralih ke pemungutan suara minimum.
RUU ini memerlukan mayoritas dua pertiga suara untuk disahkan dan membutuhkan dukungan Partai Republik yang signifikan.
Secara keseluruhan, hanya dua Demokrat dan dua Independen bergabung dengan 130 Republikan sebagai oposisi.
Presiden Donald Trump menuntut penaikan bantuan langsung, tetapi banyak rekan Partai Republik di Senat AS menolak atau memberikan sambutan sekadarnya.
Ketika berpidato di DPR menjelang pemungutan suara, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan pihaknya berharap Senat Republik akan sejalan dengan presiden dalam mendukung peningkatan pembayaran.
“Saya pikir rakyat Amerika ingin melihat persatuan itu atas nama mereka,” pungkasnya, sembari menyerukan dukungan bipartisan.
Pemimpin Mayoritas Senat AS, Mitch McConnell belum berkomitmen untuk membawa keputusan DPR ke pemungutan suara.
Sementara itu, Pemimpin Minoritas Demokrat Chuck Schumer mengatakan pihaknya akan mencoba untuk melewati cek senilai USD2.000 dengan persetujuan bulat, yang akan memungkinkan RUU lolos hanya jika tidak ada yang keberatan.
Peluang upaya itu tampak redup mengingat oposisi Partai Republik yang begitu besar.
“DPR akan mengesahkan tagihan untuk memberi warga Amerika cek senilai USD2.000. Lalu saya akan meneruskannya ke Senat. Tidak ada Demokrat yang akan keberatan. Akankah Senat Republik?” jelas Schumer melalui akun Twitternya.
“Senat Partai Republik: Cukup sudah. Warga Amerika membutuhkan bantuan ini sekarang.” tandasnya.[IZ/AA]