(IslamToday ID) – Kota Wuhan, China kini telah bangkit dan kembali menjalani kehidupan normal. Wuhan menjadi terkenal di seluruh dunia setelah pada Desember 2019 kota itu mengejutkan publik dengan mendeteksi sebuah virus mematikan.
Dilansir AFP, Jumat (22/1/2021), Wuhan pertama kali mendeteksi temuan virus SARS-CoV-2 dari pasar makanan laut. Hingga saat ini pasar tersebut masih ditutup dan tidak diperbolehkan dikunjungi untuk umum.
Pada hari Sabtu (23/1/2021) mendatang, Wuhan akan memperingati satu tahun penerapan lockdown pertama. Jika mundur ke belakang, lockdown saat itu merupakan salah satu yang paling parah, di mana semua transportasi masuk dan keluar kota harus ditutup.
Kala itu, Wuhan dilanda 76 hari penuh ketakutan dan kepanikan sebelum akhirnya bencana Covid-19 berhasil dikendalikan.
Tapi hanya satu tahun berselang, kota berpenduduk 11 juta jiwa itu kini tidak lagi terlihat bak kota mati.
Saat ini, Wuhan sudah tidak lagi mencatat pasien Covid-19 di rumah sakit dan apotek setempat. Ini menunjukkan hari-hari penuh kepanikan itu telah sirna.
Kota itu telah bangkit kembali dan ingin segera menata ulang kehidupan. Kendati demikian, sisa-sisa mimpi buruk itu masih terlihat.
Papan yang terpasang di pasar makanan laut Huanan di pusat kota dipasang untuk memblokir akses menuju tempat tersebut.
Papan itu menjadi penanda menakutkan atas kasus pertama Covid-19 yang terdeteksi sebelum akhirnya menyebar di luar kendali hingga ke luar perbatasan China, dan merenggut jutaan jiwa di seluruh dunia.
Meski jalan-jalan kembali ramai, namun penggunaan masker tetap menghiasi pemandangan kota. Hal itu sebagai pengingat bahwa protokol kesehatan ketat masih diterapkan di sebagian besar negara, menyusul kekhawatiran meningkatnya sejumlah infeksi lokal.
China di sebagian besar wilayahnya telah berhasil mengendalikan Covid-19. Namun sejumlah infeksi dilaporkan meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, sehingga mendorong pemerintah menerapkan lockdown baru, pembatasan perjalanan, dan beberapa penegakan pengujian massal.
Setelah beberapa kasus baru terdeteksi di Beijing dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang setempat melarang 1,6 juta penduduknya meninggalkan ibukota. [wip]