(IslamToday ID) – Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Joe Biden membekukan sementara penjualan 50 jet tempur F-35 ke Uni Emirat Arab (UEA).
Selain ke UEA, AS juga membekukan penjualan amunisi presisi berpemandu ke Arab Saudi.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan pemerintah menghentikan sementara sejumlah penjualan alat pertahanan sambil menunggu tinjauan kepemimpinan baru.
“Ini adalah tindakan administratif rutin yang khas untuk hampir semua transisi, dan menunjukkan komitmen pemerintah terhadap transparansi dan pemerintahan yang baik,” kata juru bicara itu Rabu (27/1/2021) seperti dikutip dari AFP.
Pemerintahan mantan Presiden Donald Trump tahun lalu menyetujui paket penjualan 50 jet tempur F-35 senilai 23 miliar dolar AS ke UEA.
Jet tempur siluman buatan AS ini telah lama diburu UEA untuk mencegah potensi ancaman dari Iran. Kesepakatan penjualan itu dicapai setelah UEA resmi melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Potensi penghentian penjualan itu memicu pertanyaan tentang apakah UEA akan melanjutkan normalisasi dengan Israel, di mana hal itu dianggap Trump sebagai pencapaian terbesar kebijakan luar negeri.
Anggota parlemen dari Partai Demokrat sebelumnya telah menyuarakan keraguan atas kesepakatan itu. Mereka khawatir itu akan memicu perlombaan senjata, tetapi upaya memblokir penjualan tersebut gagal di Senat.
Pembekuan penjualan ini mengisyaratkan bahwa pemerintahan Biden yang baru berumur sepekan itu berencana mengakhiri dukungan AS atas serangan yang dipimpin Arab Saudi dan didukung UEA di Yaman.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan dalam sidang konfirmasi bahwa serangan Saudi terhadap pemberontak Houthi Yaman, yang didukung oleh Iran telah memicu krisis kemanusiaan parah di Yaman.
F-35 adalah pesawat tempur generasi ke-5 yang memiliki kemampuan terbang siluman karena didukung berbagai komponen terbaru. F-35 adalah pesawat tempur satu kursi, bermesin tunggal yang dirancang untuk banyak misi dengan sensor terintegrasi dan canggih.
Menanggapi kebijakan AS itu, UEA akan berusaha membujuk pemerintahan Biden agar tetap melanjutkan proses penjualan 50 jet tempur siluman F-35.
“UEA akan bekerja lebih dekat dengan pemerintahan Biden demi tercapainya pendekatan menyeluruh terhadap stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah,” kata Duta Besar UEA untuk AS, Yousef Al Otaiba melalui akun Twitter seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/1/2021). [wip]