(IslamToday ID) – Mantan Ketua Umum MUI, Din Syamsuddin menjadi salah seorang pembicara pada Perayaan Al-Azhar untuk Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia pada 3 Februari 2021.
Perayaan tahunan itu merupakan kali kedua sejak Piagam Persaudaraan Kemanusiaan (Watsiqat al-Ukhuwwah al-Insaniyah) ditandatangani oleh Syaikh Al-Azhar, Ahmad Muhammad Al Thayyib dan Paus Fransiscus di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019.
Piagam Persaudaraan Kemanusiaan itu menandai persatuan keyakinan keagamaan, persatuan Timur-Barat, Utara-Selatan, bahkan antara kaum beragama dan tidak beragama.
Pada Perayaan Tahunan 2021 yang diselenggarakan secara virtual oleh Komite Tertinggi Persaudaraan Kemanusiaan (The Higher Committee of Human Fraternity) yang berkedudukan di Kairo, hadir sejumlah tokoh baik muslim maupun kristiani, baik dunia Arab maupun luar, termasuk dari PBB. Dari Indonesia hadir Din Syamsuddin.
Dalam pidatonya yang berjudul “Tanggung Jawab Organisasi Keagamaan untuk Membangun Persaudaraan Kemanusiaan” (atas permintaan panitia), Din mengatakan bahwa penandatangan Piagam Kemanusiaan itu merupakan tonggak peradaban yang penting dan tepat waktu.
Menurutnya, peradaban manusia tengah menghadapi masalah yang menciptakan disrupsi besar. Maka adalah tanggung jawab organisasi keagamaan untuk tampil sebagai problem solver atau penyelesai masalah.
“Namun hal itu meniscayakan adanya kerja sama antar umat berbagai agama,” kata Din yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI 2015-2020, dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip dari RMOL, Sabtu (6/2/2021).
Dalam pandangan Din, kerja sama antar umat beragama sedunia sangat mendesak. Walaupun agama-agama berbeda secara teologis, namun mereka bertemu pandangan pada titik kemanusiaan.
“Agama memang dari Tuhan, tapi sejatinya untuk manusia dan kemanusiaan. Maka tidak ada pemisahan antara persaudaraan keimanan (seperti persaudaraan keislaman) dan persaudaran kemanusiaan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang,” ujar Din.
Di akhir pidatonya, guru besar politik Islam global FISIP UIN Jakarta itu menyarankan agar Perayaan Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia tidak berhenti pada seremoni dan diskusi, tapi harus berlanjut pada aksi nyata, yakni ada kolaborasi umat lintas agama dalam membangun koeksistensi damai dan toleransi.
“Keduanya perlu berlanjut pada kolaborasi dalam berbagai sektor peradaban,” kata Din.
Memberi sambutan pembukaan Wakil Syaikh Al Azhar Muhammad Al Dhuhaiwy, Rektor Universitas Al Azhar Muhammad Al Mahrashowy, dan sejumlah tokoh Islam dan Kristen. [wip]