(IslamToday ID) – Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar (Tatmadaw), Jenderal Min Aung Hlaing menyalahkan para politisi yang dinilai tidak becus menyelesaikan sengketa hasil pemilu sehingga memicu kudeta.
Pernyataan itu disampaikan Min dalam pidato yang disiarkan melalui stasiun televisi Myawaddy TV, Selasa (9/2/2021).
“Kami sudah meminta Komisi Pemilihan Umum, parlemen (Hluttaw) dan presiden untuk menyelesaikan masalah daftar pemilih, tetapi mereka gagal,” kata Min seperti dikutip dari Reuters.
Min mengklaim Tatmadaw mencoba merundingkan permasalahan itu hingga menit terakhir. Namun, ia mengatakan pemerintah gagal melaksanakan tugas.
“Itulah mengapa militer harus menyatakan darurat nasional untuk menjaga sistem demokrasi menurut UUD 2008 dan kini kami menjalankan tugas bagi bangsa dan negara,” klaim Min.
Ia menjanjikan bakal menggelar pemilu yang jujur dan bebas sesuai UUD 2008, setelah masa darurat nasional dinyatakan berakhir.
Kudeta berlangsung setelah militer dan pemerintah sipil Myanmar berselisih terkait hasil pemilu pada 8 November lalu.
Militer Myanmar menganggap pemilu yang dimenangkan oleh Aung San Suu Kyi dan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu penuh kecurangan. Tatmadaw menuding ada setidaknya 8 juta pemilih palsu yang terdaftar dalam pemilu lalu.
Selain Aung San Suu Kyi, Tatmadaw menahan sejumlah pejabat pemerintahan sipil lain, seperti Presiden Myanmar Win Myint dan sejumlah tokoh senior partai berkuasa, NLD.
Beberapa jam setelah menahan sejumlah pejabat, Tatmadaw mengumumkan status darurat militer selama satu tahun melalui stasiun televisi mereka, Myawaddy TV. [wip]