(IslamToday ID) – Amerika Serikat (AS) membekukan aset senilai 1 miliar dolar AS milik pemerintah Myanmar sebagai bentuk sanksi atas kudeta militer. Dana itu disimpan di AS dan dibekukan agar tidak bisa diakses para jenderal.
“Saya telah menyetujui perintah eksekutif baru yang memungkinkan kami untuk segera memberikan sanksi pada para pemimpin militer yang mengarahkan kudeta, kepentingan bisnis mereka, serta keluarga dekat mereka,” kata Presiden AS Joe Biden, Rabu (10/2/2021) seperti dikutip dari AFP.
Biden juga mendesak militer Myanmar segera membebaskan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Mynt. “Militer harus melepaskan kekuasaan,” katanya.
Militer Myanmar (Tatmadaw) telah menyatakan status darurat selama setahun. Dengan status darurat diumumkan, Tatmadaw menyatakan kekuasaan pemerintah Myanmar telah diserahkan kepada Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing.
Kudeta oleh militer Myanmar dilakukan setelah Tatmadaw menolak mengakui hasil pemilu 8 November lalu karena dinilai penuh kecurangan.
Militer menuding ada jutaan pemilih palsu dalam pemilu kemarin dan menuntut Komisi Pemilihan Umum Myanmar memberikan daftar pemilih akhir untuk diverifikasi.
Kudeta tersebut telah memicu gelombang unjuk rasa di penjuru Myanmar. Demonstran anti-kudeta turun ke jalan selama lima hari. Aksi ini disebut akan terus berlangsung meski satu orang wanita tertembak dan kritis.
Biden mengatakan AS bersiap melakukan tindakan tambahan dan bakal bekerja sama dengan negara lain untuk menekan militer Myanmar.
AS menargetkan pemimpin tertinggi militer Myanmar Min Aung Hlaing, otak di balik kudeta. Min Aung Hlaing dan jenderal lainnya sudah diberi sanksi oleh AS pada 2019 atas tindakannya pada muslim Rohingya.
AS juga kemungkinan menargetkan dua perusahaan konglomerat, Myanmar Economic Holdings Limited and Myanmar Economic Corp, perusahaan induk dengan investasi yang mencakup berbagai sektor termasuk perbankan, permata, tembaga, telekomunikasi, dan pakaian.
Pemerintahan Biden dilaporkan sudah menggalang kekuatan internasional untuk krisis Myanmar. Termasuk juga bekerja sama dengan sekutu di Asia yang punya kedekatan dengan militer Myanmar. [wip]