(IslamToday ID) – Pemandangan langka terjadi di Yerusalem pada Kamis (18/2/2021). Kota itu tertutup salju dengan Kubah Batu dan Tembok Barat diselimuti lapisan putih.
Sejak pagi hari, anak-anak saling melempar bola salju di luar gerbang Kota Tua, sementara umat yang hendak beribadah berjalan dengan susah payah ke situs-situs suci Yudaisme, Islam, dan Kristen yang ada di sana.
Badai salju dimulai sejak Rabu (16/2/2021) malam, menyebabkan pihak berwenang menutup layanan transportasi umum dan memblokir jalan utama ke Yerusalem.
Tapi setelah mereda dalam semalam, pemerintah kota membuka kembali akses transportasi. Warga lalu ramai-ramai keluar rumah untuk menikmati pemandangan langka tersebut. “Kami datang dari Tel Aviv untuk bermain di salju,” kata salah satu warga, Ben Miller.
“Jarang sekali kami turun salju di Yerusalem. Terakhir kali, seingatku, pada 2013.”
Mengutip dari Dawn pada hari Jumat (19/2/2021), salju juga menyelimuti sebagian Suriah, Lebanon, dan Yordania, menutupi daerah yang belum pernah turun salju selama bertahun-tahun, sehingga mengganggu lalu lintas, menunda proses vaksinasi Covid-19, bahkan ujian di beberapa universitas.
Salju turun untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun di Marjayoun di selatan Lebanon, dan di Bayda di timur Libya.
Angin kencang mengakibatkan pemadaman listrik di sebagian besar wilayah Lebanon, memaksa banyak penduduk yang sudah terbiasa dengan pemadaman listrik, bergantung pada generator selama berjam-jam.
National News Agency menulis tim penyelamat menyelamatkan empat orang dari mobil mereka yang tertutup salju.
Salju pertama musim dingin ini di ibukota Suriah, Damaskus, tidak mencegah turnamen sepak bola Liga Premier berlangsung, ketika Army Sports Club dan Al-Karamah bertanding meskipun salju menutupi lapangan.
Menurut kantor berita SANA, di pegunungan Provinsi Sweida, Suriah, salju tercatat setinggi 15 cm.
Jalan di beberapa provinsi diblokir. Di pusat provinsi Hama, buldoser menyekop salju untuk membuka jalan, sementara banyak kendaraan tergelincir di atas es, menyebabkan gangguan lalu lintas.
Universitas Damaskus membatalkan ujian tengah semester yang dijadwalkan pada hari Rabu dan Kamis di semua cabangnya di sekitar Suriah karena kondisi cuaca yang ekstrem.
Pelabuhan negara tetap terbuka. Kemudian, otoritas lokal di Provinsi Sweida, Quneitra, Daraa, dan Tartous meliburkan sekolah pada hari Kamis karena badai dan hujan salju lebat.
Di barat Suriah yang dikuasai oposisi, tim pertahanan sipil telah membangun gundukan tanah sejak Selasa di sekitar kamp-kamp pengungsi untuk mencegah hujan mengakibatkan banjir.
Hampir 3 juta orang terlantar tinggal di sana, sebagian besar di tenda dan tempat penampungan sementara. Hujan deras bulan lalu merusak lebih dari 190 lokasi pengungsian, menghancurkan dan merusak lebih dari 10.000 tenda. [wip]