(IslamToday ID) – Wanita muslim di Edmonton, Kanada menjadi sasaran serangan fisik dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan para penyerang berani melakukan aksinya sejak Desember tahun lalu.
Salah satu kasus, seorang ibu dan putrinya diserang di tempat parkir Southgate Center pada 8 Desember lalu. Sepekan kemudian, seorang wanita diserang saat menunggu kereta di dekat stasiun LRT Southgate. Setidaknya enam wanita muslim menjadi target dalam rentang waktu 10 pekan.
Seorang pelatih bela diri muslimah, Aisha Barise mengatakan seni bela diri dapat menjadi pilihan sebagai alat pertahanan diri ketika terjadi penyerangan. Sebagai seorang wanita muslim yang memakai jilbab, banyak yang menentang pilihan profesinya.
Namun, hal tersebut dijadikanya motivasi untuk terus berlatih taekwondo dan karate. “Tidak ada yang bisa memberi tahu saya apa yang harus saya lakukan. Saya sangat kompetitif dan itu memotivasi saya sehingga saya merasa tertantang untuk terus berlatih,” ujarnya seperti dikutip dari CBC, Rabu (3/3/2021).
Apalagi ketika ia mendengar banyak wanita muslim mengalami penyerangan. Ia semakin bersemangat berbagi keahliannya di kelas bela diri. Kelas khusus ini kemudian dibuka oleh komunitas muslim di Edmonton.
“Tidak banyak orang yang berpenampilan seperti saya yang berlatih seni bela diri, yang berkompetisi dalam seni bela diri. Jadi itulah mengapa saya mengambil kesempatan ini,” ujarnya.
Mereka membuka empat kelas bela diri dalam sepekan. Latihan ini dimulai sejak 21 Februari, dengan setiap kelas terdiri dari 24 orang.
Direktur Komunikasi di Masjid Al-Rashid, Noor Al-Henedy mengatakan kelas ini diselenggarakan secara resmi dan mendapat izin dari pejabat kesehatan provinsi. Peminat pun sangat banyak, terbukti dengan pendaftaran telah tutup hanya beberapa jam setelah dibuka.
Bahkan saat ini banyak orang yang berada dalam daftar tunggu hingga enam kelas. “Ketika kita melihat gambaran yang lebih besar, ada bagian pendidikan besar yang perlu dilakukan. Kota kita harus bersatu, provinsi kita, negara kita, untuk melawan Islamofobia, anti-semitisme, kebencian, dan rasialisme,” kata Al-Henedy. [wip]