(IslamToday ID) – Azerbaijan kehilangan 2.881 tentara selama perang melawan Armenia untuk membebaskan wilayah Nagorno-Karabakh. Data terbaru itu diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) Azerbaijan.
Kemhan memperbarui jumlah korban tewas dari “Perang Patriotik” 44 hari yang dimulai pada 27 September 2020 dan berakhir pada 10 November 2020.
Jumlah martir yang sebelumnya diumumkan 2.855 orang, direvisi menjadi 2.881 orang setelah mengetahui pemakaman dan identitas para korban.
Saat mengumumkan bahwa 28 prajurit masih hilang, Kemhan mengeluarkan daftar tentara yang tewas. “Perlu dicatat bahwa pekerjaan sedang dilakukan untuk menemukan dan mengidentifikasi prajurit yang dianggap hilang,” ungkap Kemhan Azerbaijan.
“Semoga Allah mengistirahatkan jiwa semua syuhada kita! Kita menundukkan kepala di depan syuhada kita!” papar pernyataan itu.
Hubungan antara dua bekas Republik Soviet itu telah tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, yang juga dikenal sebagai Karabakh Atas. Wilayah itu diakui secara internasional masuk wilayah dari Azerbaijan.
Ketika bentrokan baru meletus pada 27 September tahun lalu, Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan, serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.
Selama konflik enam pekan, Azerbaijan membebaskan beberapa kota strategis dan hampir 300 pemukiman dan desanya dari pendudukan Armenia.
Kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia pada 10 November untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif.
Pusat gabungan Turki-Rusia didirikan untuk memantau gencatan senjata. Pasukan penjaga perdamaian Rusia juga telah dikerahkan di wilayah tersebut.
Gencatan senjata dipandang sebagai kemenangan Azerbaijan dan kekalahan Armenia, yang angkatan bersenjatanya ditarik sesuai kesepakatan.
Sebelum konflik baru-baru ini, sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan telah diduduki secara ilegal selama hampir tiga dekade. [wip]