ISLAMTODAY ID — Presiden Macron baru-baru ini menyatakan bahwa Pasukan Prancis “menyiksa dan membunuh” pahlawan dan pejuang kemerdekaan Aljazair Ali Boumendjel selama perang untuk menuntut kemerdekaan. Pengakuan Presiden Perancis ini disampaikan hampir enam dekade setelah kematian Ali Boumendjel dinyatakan akibat bunuh diri.
Dalam rangka perbaikan hubungan yang rusak antara Prancis dengan Aljazair, Presiden Emmanuel Macron pada Selasa (2/3) menerima kunjungan empat cucu Ali Boumendjel di Istana Elysee dan mengakui kejahatan bersejarah Paris.
“[Dia] tidak bunuh diri. Dia disiksa dan kemudian dibunuh,” pungkas Emmanuel Macron, dilansir dari Anadolu.
“Tidak ada kejahatan, tidak ada kekejaman yang dilakukan oleh siapa pun selama Perang Aljazair yang dapat dimaafkan atau disembunyikan. Mereka harus dipandang dengan keberanian dan kejernihan, dengan rasa hormat mutlak bagi semua orang yang hidupnya hancur dan takdirnya tercabik,” ujar Presiden Prancis Macron.
Pengakuan resmi Kepresidenan Prancis atas pembunuhan Ali Boumendjel mengikuti rekomendasi dari laporan sejarawan Benjamin Stora tentang ingatan penjajahan dan perang Aljazair.
Laporan yang ditugaskan oleh Emmanuel Macron pada 2019 dan diserahkan pada Januari tahun 2021 ini memberikan serangkaian langkah konkret “untuk membangun jembatan” dan “mengatasi keluhan dan tuntutan yang berkepanjangan” dari rakyat Aljazair.
Istri Ali Boumendjel, Malika, telah berjuang keras selama bertahun-tahun untuk menuntut kebenaran di balik kematian suaminya dan tentang ayahnya Belkacem Amrani, saudara laki-laki Andre Amrani dan temannya Selhi Mohand, yang semuanya hilang selama pertempuran pada tahun 1957.
Sebagian fakta terungkap pada tahun 2000, ketika Jenderal tentara Prancis dan Kepala Intelijen di Aljazair Paul Aussaresses menjadi pejabat militer senior pertama yang mengakui bahwa penyiksaan adalah “alat yang sah” yang digunakan selama perang dan pasukannya adalah “regu maut.”
Jenderal Prancis itu mengungkapkan bahwa Ali Boumendjel ditangkap oleh anak buahnya pada 9 Februari 1957 dan kemudian dibunuh serta dilempar dari sebuah gedung.[AA]