(IslamToday ID) – Junta militer Myanmar mencabut surat izin siar lima media massa independen yang getol memberitakan gelombang unjuk rasa menentang kudeta.
Mengutip dari Reuters, Selasa (9/3/2021), lima media massa independen Myanmar yang dibredel itu adalah Mizzima, Myanmar Now, 7-Day, DVB, dan Khit Thit Media.
Menurut siaran stasiun televisi pemerintah Myanmar, MRTV, kelima media massa itu gencar memberitakan aksi unjuk rasa menentang kudeta yang sudah berjalan lebih dari satu bulan.
Secara terpisah, Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing menyatakan mereka berhasil menyita sejumlah dokumen rahasia tentang informasi perekonomian negara dari seorang warga Australia, Sean Turnell, yang ditahan pada 6 Februari lalu.
Sean adalah penasihat ekonomi untuk mantan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Myanmar, Aung San Suu Kyi. Suu Kyi digulingkan dari kekuasaan dan ditangkap dalam kudeta pada 1 Februari lalu.
“Upaya penasihat ekonomi pemerintah dari luar negeri, Sean Turnell untuk meninggalkan negara ini berhasil dihentikan tepat waktu dan rahasia negara tentang keuangan ditemukan di antara barang bawaannya. Para menteri saat ini sedang mempersiapkan langkah hukum berkaitan dengan peristiwa itu,” demikian laporan MRTV yang mengutip pernyataan Min.
Dalam unjuk rasa pada hari Senin (9/3/2021), dua demonstran di Kota Myitkyina tewas akibat luka tembak di kepala.
Aksi unjuk rasa menentang kudeta itu sudah menelan lebih dari 30 korban jiwa. Sampai saat ini belum tampak gelombang protes bakal surut.
Sejumlah negara hingga PBB mengecam kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Myanmar terhadap demonstran hingga jatuh korban jiwa.
Sejumlah negara bahkan sudah menjatuhkan sanksi kepada rezim militer Myanmar untuk memberikan tekanan. Upaya diplomasi dari anggota ASEAN sampai saat ini juga belum membuahkan hasil.
Meski dikepung sanksi, rezim militer Myanmar terlihat belum mau tunduk terhadap tekanan dunia. [wip]