ISLAMTODAY ID — Api di atas sebuah kapal tanker minyak dekat kilang Banias Suriah telah padam hari Ahad (25/4). Hal ini menyusul dugaan serangan pesawat tak berawak yang secara luas dilaporkan datang “dari arah perairan Libanon” demikian menurut pernyataan Kementerian Perminyakan Suriah.
The Guardian mengutip sumber regional yang mengatakan setidaknya tiga di antara awak tewas.
Dilansir dari Zerohedge, Ahas (25/4), sebelumnya, kapal tanker itu diidentifikasi sebagai kapal Iran.
Namun, Tanker Trackers mengatakan dalam sebuah unggahannya di Twitter bahwa “kapal tanker yang terlihat terbakar hari ini di lepas pantai Banias bukanlah kapal Iran” tetapi terdaftar di Beirut. Media pemerintah Iran juga membantah bahwa itu adalah kapal Iran. Namun, kapal yang diidentifikasi sebagai supertanker “Wisdom” yang terdaftar di Beirut itu tampaknya telah membantu pembongkaran minyak Iran.”
Hal ini telah menyebabkan spekulasi langsung yang meluas bahwa itu adalah serangan Israel lainnya yang dimaksudkan untuk mengganggu kemampuan Iran dalam mengekspor minyak, terutama ke sekutunya yang kekurangan bahan bakar dan terkena sanksi yaitu Suriah.
Peran Israel Dibalik Serangan
Pada hari Ahad, media Israel menampilkan kutipan dari kepemimpinan militer Iran yang mengatakan Israel berada di balik serangan kapal tanker itu:
“Panglima Angkatan Bersenjata Iran Mohammad Bagheri pada hari Minggu mengancam akan “mengajarkan Israel pelajaran yang sangat baik.”
Hal tersebut tampaknya mengisyaratkan bahwa Israel berada di balik serangan yang dilaporkan terhadap sebuah kapal tanker Iran di lepas pantai Suriah selama akhir pekan, tetapi berhenti menyalahkan Tel Aviv secara langsung atas serangan tersebut.
Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan kepada wartawan: “Kami tidak mengumumkan apa pun tentang insiden yang terjadi baru-baru ini, kami juga tidak tahu siapa yang melakukannya, tetapi Front Perlawanan akan memberikan pelajaran yang sangat baik kepada Israel,” menurut beberapa wartawan Iran.
“Orang Israel berpikir mereka dapat terus menyerang Suriah dan melakukan tindakan ‘nakal’ di tempat lain dan di laut dan tidak menerima tanggapan apa pun,” ujar Bagheri lebih lanjut menurut laporan The Times of Israel.
Tindakan rahasia Israel yang meningkat dan yang terbesar adalah serangan sabotase terhadap fasilitas nuklir Natanz Iran pada 11 April. Langkah ini tampaknya merupakan bagian dari upaya untuk menggagalkan pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung di Wina.
Tel Aviv mendesak pemerintahan Biden untuk meninggalkan pembicaraan, yang belum menghalangi Gedung Putih.
Insiden kapal tanker hari Sabtu juga tampaknya bertujuan untuk melanjutkan sanksi terhadap Assad Suriah, yang telah mengakibatkan kesulitan yang parah bagi seluruh penduduk Suriah.
Semua ini terjadi setelah penyelidikan Wall Street Journal (WSJ) bulan Maret lalu. Penyelidikan ini menemukan bahwa Israel telah melancarkan kampanye sabotase rahasia terhadap kapal-kapal Iran yang membawa minyak ke Suriah selama lebih dari setahun.
Wall Street Journal (WSJ) telah melaporkan pada saat itu, “Sejak akhir tahun 2019, Israel telah menggunakan persenjataan termasuk ranjau air untuk menyerang kapal-kapal Iran atau mereka yang membawa kargo Iran saat mereka menavigasi menuju Suriah di Laut Merah dan di daerah lain di kawasan itu. Iran telah melanjutkan perdagangan minyaknya dengan Suriah, mengirimkan jutaan barel dan melanggar sanksi AS terhadap Iran dan sanksi internasional terhadap Suriah.”
“Beberapa serangan angkatan laut juga menargetkan upaya Iran untuk memindahkan kargo lain termasuk persenjataan melalui kawasan itu, menurut pejabat AS,” ungkap WSJ.
Tampaknya pejabat intelijen Israel sendiri telah membocorkan informasi tentang operasi mereka sendiri sebagai peringatan dan pesan kepada Teheran. Tetapi juga pesan itu ditujukan ke Washington dalam arti bahwa Israel tidak akan berdiam diri sementara Iran mengizinkan program nuklir, yang menurut Iran adalah untuk tujuan energi yang damai.[Res]