ISLAMTODAY ID — Menteri Intelijen Israel Eli Cohen menyebut Perjanjian Nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama, Joint Comprehensive Plan of Action nuclear agreement (JCPOA) sebagai “kesepakatan buruk”.
Ia memberikan peringatan bahwa Israel bersedia mengambil segala tindakan militer untuk menghentikan Teheran dalam upaya yang dituduhkan untuk mendapatkan senjata nuklir.
“Kesepakatan yang buruk akan mengirim kawasan itu ke dalam perang,” ujar Cohen, berbicara kepada Reuters pada hari Kamis (29/4), seperti dilansir dari Sputniknews.
“Siapa pun yang mencari keuntungan jangka pendek harus memperhatikan jangka panjangnya,” pungkasnya.
“Israel tidak akan mengizinkan Iran mendapatkan senjata nuklir. Iran tidak memiliki kekebalan di mana pun. Pesawat kami dapat menjangkau ke mana saja di Timur Tengah – dan tentunya Iran”, imbuhnya.
Eli Cohen megatakan bahwa dengan mencegah Iran dari memperluas pengayaan uranium dan kemampuan pengembangan misilnya, AS dan kekuatan lain harus memaksanya untuk menghentikan “destabilisasi negara lain” dan mendanai kelompok militan.
Namun, Menteri Intelijen Israel itu tidak merinci negara mana yang dia pikirkan.
Tanggapan Eli Cohen ini muncul menyusul sebuah laporan yang mengatakan bahwa negosiator AS siap untuk membuat konsesi dalam kebuntuan diplomatik dengan Teheran.
Lebih lanjut, untuk mengakhiri berbagai sanksi anti-Iran yang ditandatangani selama pemerintahan Trump setelah menarik diri dari JCPOA pada tahun 2018.
Perubahan kebijakan yang dilaporkan terjadi setelah berbulan-bulan AS menuntut agar Iran secara signifikan mengurangi kegiatan pengayaan nuklirnya sebelum Washington akan mengurangi sanksi.
Teheran telah menyatakan bahwa AS harus mencabut sanksi sebelum setuju untuk kembali sejalan dengan komitmennya di bawah kesepakatan nuklir.
Memanasnya Hubungan Iran dan Israel
Diketahui, tak ada hubungan diplomatik antara Iran dan Israel .
Sedangkan, ketegangan antara dua kekuatan Timur Tengah telah meningkat baru-baru ini menyusul dugaan pembunuhan seorang ilmuwan nuklir senior Iran oleh Israel akhir tahun lalu dan serangan sabotase terhadap fasilitas pengayaan nuklir Iran awal bulan ini, serta klaim bolak-balik tentang serangan terhadap pengiriman komersial satu sama lain.
Pekan lalu, Militer Israel berjuang untuk menjelaskan mengapa rudal anti-pesawat Suriah dapat mendekati dalam jarak 40 km dari situs nuklir Israel yang sangat rahasia tanpa ditembak jatuh menyusul serangan Angkatan Udara Israel terhadap sekutu dekat Iran.
Iran telah lama menyatakan bahwa tidak ada niat untuk mengejar senjata nuklir, dengan kedua pemimpin tertingginya berturut-turut mengeluarkan ‘fatwa’ (keputusan agama) yang menentang pengejaran program nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya.
Pada saat yang sama, Iran juga mendorong komunitas internasional untuk menyelidiki cadangan senjata nuklir yang dicurigai milik Israel, yang tidak dikonfirmasi atau dibantah oleh Tel Aviv.[Resa]
Reuters/Sputnik