ISLAMTODAY — China mengumumkan langkahnya menghentikan sampai batas yang belum ditentukan seluruh aktivitas yang tercakup dalam Dialog Ekonomi Strategis China-Australia.
Ini adalah pembekuan mekanisme diplomatik resmi pertama antar kedua negara sejak hubungan mereka memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Para analis mengatakan langkah yang diambil oleh badan utama perencana pembangunan China, yaitu Komisi Pembangunan dan Reformasi China, tampaknya merupakan tindakan balasan terhadap keputusan pemerintah Australia baru-baru ini.
Dua pekan lalu, pemerintah Federal membatalkan dua perjanjian yang sudah dibuat oleh Beijing dengan pemerintah negara Victoria sebagai bagian dari proyek Belt dan Road.
Dalam pernyataannya, Komisi tersebut menuduh Australia secara tidak adil menyasar China.
“Baru-baru ini, beberapa pejabat pemerintah Federal Australia melancarkan serangkaian tindakan merusak kerjasama dan pertukaran normal antara China-Australia, dengan cara berpikir dari era Perang Dingin, dan diskriminasi ideologi,” kata Komisi tersebut.
Namun keputusan ini tampaknya tidak akan memiliki dampak praktis besar bagi Australia.
Dialog Ekonomi Strategis China- Australia dilakukan di tahun 2017 ketika Menteri Perdagangan Steve Ciobo melakukan perjalanan ke Beijing guna mengadakan pembicaraan.
Namun hubungan bilateral kedua negara memburuk sejak itu, dan bahkan semakin memanas di tahun 2020 setelah Canberra menyerukan adanya penyelidikan internasional mengenai asal usul pandemi COVID-19, hal yang kemudian membuat China melakukan pembalasan dengan pembatasan di bidang perdagangan.
Seluruh komunikasi tingkat menteri sekarang sudah dibekukan oleh pemerintah China.
Hubungan China-Australia:
- Analis mengatakan tindakan itu adalah pembalasan karena keputusan menghentikan proyek Belt and Road di Victoria
- Beijing menuduh Australia menerapkan ‘pemikiran Perang Dingin” dan melakukan ‘diskriminasi ideologi’
- Hubungan kedua negara memburuk sejak Australia meminta penyelidikan internasional soal asal COVID-19
Sekedar Tindakan Simbolik
Jeffrey Wilson pengamat politik dari USAsia Centre di Perth (Australia Barat) mengatakan bahwa keputusan Beijing untuk membekukan dialog hanya merupakan tindakan simbolis dan tidak memiliki dampak apapun yang berarti.
“Dialog Ekonomi Strategis ini sudah tidak terjadi hampir selama empat tahun dan juga secara praktis interaksi resmi antar pejabat sudah dihentikan sama sekali oleh pemerintah China sejak bulan April 2020,” katanya.
“Ini tindakan yang betul-betul murni simbolis, menggambarkan bahwa China harus menunjukkan mereka melakukan tindakan pembalasan terhadap Australia.”
“Khususnya pembalasan terhadap pembatalan kerjasama dengan Victoria, dan juga pengumuman adanya kajian terhadap penyewaan Pelabuhan Darwin.”
Wilson mengatakan pengumuman itu juga bisa menunjukkan bahwa China ‘mulai kehabisan peluru’ untuk menembak Australia.
“China sudah menerapkan sanksi terhadap hampir semua ekspor besar dari Australia, investasi bilateral juga tidak ada lagi, dan diskusi antar pemerintah juga tidak terjadi.
“Dengan begitu banyak hal yang sudah dilakukan di tahun 2020, China tidak punya lagi sesuatu yang besar yang bisa digunakan untuk menekan Australia dan sekarang hanya bisa melakukan tindakan simbolis tidak berarti sama sekali.”
Australia dan India
Pemimpin Partai Oposisi di Australia, Anthony Albanese dari Partai Buruh mengatakan keputusan Beijing tersebut pantas ‘disesalkan’ dan mengatakan perdagangan Australia dengan China tidak seharusnya tergantung dari keputusan sepihak dari Beijing saja.
Namun Albanese menambahkan apa yang terjadi sekarang juga menunjukkan betapa pentingnya bagi Australia untuk membina hubungan dengan negara besar lain di kawasan.
Albanese mengecam pemerintah merusak hubungan dengan India dengan penerapan larangan ketibaan warga Australia dari sana.
“Yang juga disesalkan adalah bahwa pemerintah mengatakan ingin memiliki hubungan lebih baik dengan negara yang masuk dalam kelompok The Quad, yaitu AS, Jepang, India dan Australia,” katanya.
“Namun kalau ada yang berpendapat hubungan kita dengan India meningkat dalam sepekan terakhir maka mereka tidak hidup di dunia nyata.”