ISLAMTODAY — Para menteri luar negeri dari tujuh negara dengan perekonomian terbesar di dunia (G7) memperingatkan China agar tak meningkatkan ketegangan dengan Taiwan.
Melalui pernyataan bersama pada Rabu (5/5), para menlu menegaskan kepentingan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
“Kami menentang keras tindakan unilateral apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan dan mengancam stabilitas kawasan dan hukum internasional, dan prihatin dengan laporan militerisasi, pemaksaan, dan intimidasi di kawasan itu,” tulis pernyataan G7.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis di situs resmi G7 itu, para menlu memang tak menyebut langsung China. Namun, para pengamat menganggap semua yang disebutkan merujuk pada China.
Beberapa waktu belakangan, China memang terus meningkatkan kehadirannya di perairan dekat Taiwan. Mereka bahkan melancarkan latihan angkatan laut besar-besaran di perairan tersebut.
Sementara itu, kapal penjaga pantai Taiwan juga terus terlibat konfrontasi dengan kapal penangkap ikan dan pengeruk pasir China yang menurut Taipei beroperasi secara ilegal di wilayah perairannya.
Taiwan menganggap manuver kapal-kapal China itu merupakan bagian dari taktik “zona abu-abu” yang dirancang untuk menaklukkan Taipei yang selama ini dianggap Beijing sebagai wilayah pembangkang.
Taipei menganggap China menggunakan taktik gray zone itu untuk melemahkan Taiwan dengan melakukan berbagai aktivitas dan latihan militer berulang kali di dalam atau sekitar zona pertahanan udara serta perairannya.
Selain masalah Taiwan, para menlu G7 juga membahas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan China terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang.
Hasil pertemuan menlu ini akan menjadi dasar rapat pemimpin negara G7 yang bakal digelar pada Juni mendatang.
Selain masalah China, para pemimpin negara G7 diperkirakan akan membahas ancaman Rusia.
Inggris selaku tuan rumah rapat berharap G7 bisa mempertimbangkan pembentukan unit bersama untuk mengatasi disinformasi dan propaganda Rusia.
G7 atau Group of Seven merupakan forum tujuh negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Anggota G7 terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Negara anggota G7 mewakili 58 persen dari total kekayaan dunia dan 46 persen dari GDP global.
Selain anggota G7, Inggris juga mengundang menlu Australia, Afrika Selatan, India, dan Korea Selatan, dalam pertemuan kali ini.[CNN]