ISLAMTODAY — Pembicaraan konsultasi politik antara Turki dan Mesir yang berakhir pada Kamis berlangsung dengan suasana “jujur dan mendalam”, demikian menurut pernyataan pers bersama antara kedua belah pihak.
“Pembahasannya jujur dan mendalam. Mereka membahas masalah bilateral serta sejumlah masalah regional, khususnya situasi di Libya, Suriah, Irak, dan kebutuhan untuk mencapai perdamaian dan keamanan di kawasan Mediterania Timur” jelas pernyataan itu di akhir pertemuan dua hari di ibu kota Mesir, Kairo.
Turki dan Mesir akan mengevaluasi hasil pembicaraan ini dan menyepakati langkah selanjutnya, kata pernyataan itu, yang juga diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Turki.
Sebelumnya, telah disepakati bahwa pertemuan pertama yang dibuka antara badan intelijen kedua belah pihak akan dilanjutkan di tingkat kementerian luar negeri.
Mesir telah mengundang pihak Turki untuk berkunjung pada awal Mei, ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada 15 April.
Turki dan Mesir baru-baru ini merilis pernyataan tentang hubungan bilateral, menunjukkan pemulihan hubungan yang diharapkan setelah lebih dari tujuh tahun keterasingan politik.
Setelah pertemuan antar-delegasi, Mevlut Cavusoglu mengatakan dia juga dapat bertemu dengan sejawatnya dari Mesir.
Turki dan Mesir baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tentang perbaikan hubungan bilateral, keduanya menyampaikan harapan pemulihan hubungan setelah lebih dari tujuh tahun ketegangan politik.
Kedua negara saling bertukar sinyal positif untuk menjalin komunikasi dan dialog, termasuk kemungkinan mengadakan pembicaraan untuk mengatur perbatasan maritim mereka di Mediterania Timur.
Pembangunan Regional
Berdiri sebagai dua negara yang memiliki ikatan budaya, sejarah dan peran geopolitik yang penting, langkah bersama Turki dan Mesir akan berkontribusi pada perdamaian dan pembangunan regional secara signifikan, jelas wakil presiden Turki pada Kamis ((6/5).
Dalam wawancara yang disiarkan langsung oleh NTV, Wapres Turki Fuat Oktay mengomentari kebijakan politik luar negeri dan domestik Turki saat ini bersama dengan pertempuran yang sedang berlangsung melawan wabah virus korona baru.
Oktay mengatakan Ankara telah membuka pintunya untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara kawasan, terutama Mesir yang hubungan bilateral telah meningkat selama beberapa periode terakhir, atas dasar saling menghormati kedaulatan dan integritas teritorial.
“Kami memiliki hubungan selama 500 tahun, pengalaman bersama dan hubungan perdagangan, kemitraan dalam politik, hubungan antara rakyat Mesir dan Turki tidak pernah putus,” ujarnya.
“Hubungan politik bisa saja naik turun dari waktu ke waktu,” pungkasnya, akan tetapi dia menambahkan bahwa aksi bersama kedua belah pihak pasti akan menguntungkan kepentingan bersama.
Menurut Fuat Oktay, garis yang ditarik oleh Mesir soal cadangan gas alam dan minyak baru di wilayah Mediterania menghormati wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Turki yang ditetapkan melalui kesepakatan yurisdiksi maritim yang dicapai dengan Libya.
Selain itu, Turki dan Mesir tidak pernah memutuskan hubungan sepenuhnya, mereka memiliki komunikasi melalui beberapa saluran lain termasuk intelijen dan diplomasi, pungkasnya,
Wapres Turki ini mengatakan bahwa hubungan politik mereka dilakukan pada tingkat wakil menteri luar negeri untuk saat ini dan normalisasi penuh akan menguntungkan kedua belah pihak.[AA]