ISLAMTODAY — Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan bahwa pasukan asing dan tentara bayaran harus segera meninggalkan Libya, tetapi pasukan ini tak boleh disamakan dengan pasukan legal yang melatih militer Libya dalam kesepakatan dengan pemerintah yang sah, Kamis ((6/5).
“Ada banyak pasukan asing dan tentara bayaran di Libya. Kami sepakat dengan penarikan mereka,” pungkas Mevlut Cavusoglu pada konferensi pers bersama dengan Menlu Jerman Heiko Maas di Berlin, dilansir dari Anadolu.
Cavusoglu menekankan bahwa dukungan pelatihan militer Turki untuk pemerintah Libya yang sah tak dapat disamakan dengan para pasukan dan tentara bayaran ini.
Mevlut Cavusoglu mengungkapkan bahwa mendesak Ankara untuk mengakhiri dukungannya kepada pemerintah Libya sebenarnya akan merusak pemerintah yang sah itu.
“Perjanjian antara kedua negara berdaulat melayani kebutuhan penting Libya untuk pelatihan dan konsultasi militer, dan mengakhiri dukungan ini tidak akan menguntungkan Libya,” jelas Mevlut Cavusoglu.
Seruan dari pihak ketiga untuk mengakhiri kesepakatan antara kedua negara bukanlah pendekatan yang tepat, imbuhnya.
Perjanjian kerja sama keamanan 2019 antara Turki dan Libya bertujuan untuk membantu mengakhiri perang saudara di negara Afrika Utara itu.
Mevlut Cavusoglu menekankan bahwa pemerintah Libya yang baru dibentuk harus didukung untuk membantu Libya mempersiapkan pemilu pada akhir tahun ini dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Libya telah melihat perkembangan positif sejak 5 Februari, ketika pihak-pihak yang bersaingan menyepakati badan eksekutif baru untuk memerintah negara itu menjelang pemilihan nasional pada Desember ini.
Rakyat Libya berharap pemerintahan baru akan mengakhiri perang saudara selama bertahun-tahun yang melanda negara itu sejak penggulingan Muammar Khaddafi pada 2011.[AA]