ISLAMTODAY ID—Hubungan AS dengan China tidak menjadi lebih baik ketika pemerintahan Biden menjabat.
Diketahui pejabat dari kedua negara secara terbuka bertengkar di depan media pada pertemuan di Alaska yang diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken awal tahun ini.
Komandan Komando Afrika AS, Jenderal Stephen Townsend, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa China telah menghubungi negara-negara di kawasan itu untuk membangun fasilitas angkatan laut yang akan mampu menampung kapal induk dan kapal selam.
“Mereka mencari tempat di mana mereka dapat mempersenjatai kembali dan memperbaiki kapal perang. Itu menjadi berguna secara militer dalam konflik,” ujar Townsend kepada Associated Press dalam sebuah wawancara, dilansir dari Sputniknews, Jumat (8/5).
Menurut jenderal tersebut, China telah melakukan kontak mengenai masalah ini dengan negara-negara di utara hingga Mauritania dan selatan hingga Namibia.
“Mereka masih jauh untuk menetapkannya di Djibouti”, di pantai timur Afrika, ujarnya.
“Sekarang mereka mengalihkan pandangan mereka ke pantai Atlantik dan ingin mendapatkan pangkalan seperti itu di sana”.
Townsend mengatakan bahwa pangkalan angkatan laut luar negeri pertama China sedang meningkatkan kapasitasnya dengan 2.000 personel militer sudah ada di sana.
Untuk diketahui, pangkalan pertama China pertama tersebut dibangun di Djibouti pada tahun 2016.
Komandan itu juga mengatakan bahwa China mengalahkan Amerika Serikat di “negara-negara tertentu” di Afrika.
“Proyek pelabuhan, upaya ekonomi, infrastruktur dan perjanjian serta kontraknya akan mengarah pada akses yang lebih besar di masa depan. Mereka melindungi nilai taruhan mereka dan membuat taruhan besar di Afrika ”, ungkap Stephen Townsend.
Hubungan Rumit China-AS
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan hubungan antara Washington dan Beijing rumit di semua tingkatan.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan CBS, Blinken mengatakan bahwa kepemimpinan China sedang berusaha untuk menjadikan China negara yang dominan di dunia.
Ia mengklaim bahwa selama beberapa tahun terakhir, Beijing telah bertindak “lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri”.
Sebelumnya, Joe Biden memberikan pidato yang menuduh Beijing otokratis dan meminta anggota parlemen Amerika untuk menyetujui triliunan pendanaan untuk memungkinkan AS bersaing dengan China.
Jubir Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menanggapi dengan kritik keras.
Ia mengatakan bahwa pidato itu adalah “penistaan dan manipulasi nilai-nilai demokrasi”, dan mendesak kedua belah pihak untuk meningkatkan kerja sama, menekankan bahwa “kuncinya adalah untuk saling menghormati”.(Resa/Sputniknews/AP/CBS)