ISLAMTODAY — Organisasi perlawanan Palestina, Hamas, menembakkan 130 roket ke arah Ibu Kota Israel, Tel Aviv, pada Selasa (11/5), hal ini memicu bunyi alarm peringatan.
Organisasi sayap pasukan Hamas, Brigade Qassem, menyatakan bahwa serangan roket ini merupakan bukti dari ultimatum mereka untuk balas dendam atas gempuran Israel ke Jalur Gaza.
“Kami melancarkan serangan roket besar-besaran ke Tel Aviv dan daerah pinggirannya dengan 130 roket, sebagai balasan atas serangan musuh ke arah tempat tinggal penduduk,” demikian pernyataan Brigade Qassem, dilansir dari Reuters.
Tak lama setelah serangan roket tersebut, tentara Israel melaporkan bahwa alarm peringatan bahaya langsung bergema di ibu kota mereka.
Hingga saat ini, belum ada laporan pasti mengenai korban akibat serangan ini. Namun, juru bicara kepolisian Israel mengatakan kepada AFP bahwa satu bus di daerah Holon terkena tembakan roket.
Badan Israel, Magen David Adom, melaporkan bahwa tiga orang perempuan di Holon, salah satunya anak berusia 5 tahun, dilarikan ke rumah sakit akibat serangan roket itu.
Sebelumnya, alarm peringatan bahaya juga berbunyi di Israel ketika Hamas menembakkan puluhan roket pada Senin (10/5).
Pada Selasa (11/5) sore, Hamas mengklaim bahwa mereka menembakkan 137 roket dalam kurun lima menit ke arah Ashkelon.
Tentara Israel sendiri terus memperkuat serangan udara mereka ke Jalur Gaza untuk menggempur Hamas dan Islamic Jihad sejak Senin (10/5) lalu.
Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa setidaknya 26 orang, termasuk 9 anak-anak, tewas akibat serangan Israel.
Di tengah peningkatan ketegangan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan meningkatkan serangan ke Hamas.
Sheikh Jarrah
Seluruh dunia memiliki reaksi yang bervariasi seperti cemas, marah maupun diam terkait konflik penggusuran warga Palestina di Sheikh Jarrah.
Ratusan warga Palestina dilaporkan terluka dalam tindakan keras Israel di Masjid Al-Aqsa pada Senin (10/5) pagi, seperti dilansir dari MEE, Senin (10/5).
Sementara itu, sayap kanan Israel bersiap berbaris melalui Kota Tua Yerusalem sore itu untuk menandai Hari Yerusalem, merayakan pendudukan Israel di Yerusalem Timur sejak tahun 1967.
Adegan tersebut terjadi dengan latar belakang perjuangan hukum warga Sheikh Jarrah untuk tetap tinggal di rumah mereka.
Keputusan pengadilan yang lebih rendah Israel awal tahun ini mendukung klaim puluhan tahun pemukim ilegal Israel atas plot tersebut, meskipun pemukiman dan pemindahan paksa warga sipil melanggar hukum internasional.
Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, setidaknya 305 orang terluka pada Senin ketika pasukan Israel menembakkan peluru berlapis karet, gas air mata, dan granat kejut ke arah warga Palestina yang sedang berjaga untuk mencegah kemungkinan penggerebekan oleh ekstremis Yahudi.
Ketegangan memuncak di daerah Sheikh Jarrah sejak pekan lalu ketika pemukim Israel menyerbu daerah itu setelah pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina.
Warga Palestina yang melakukan aksi solidaritas dengan warga di Sheikh Jarrah menjadi sasaran pasukan Israel.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 – sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Sumber: Reuters, AFP, CNN, AA, MEE