ISLAMTODAY ID—AS menjadi pengekspor utama senjata biologis mematikan ke negara-negara di seluruh dunia, ujar anggota Dewan Keamanan Rusia.
Dia memperingatkan potensi banyaknya jumlah korban jika mereka benar-benar digunakan, seperti dilansir dari RT, Selasa (11/5).
Yuri Averyanov, wakil sekretaris pertama badan pertahanan nasional tertinggi negara itu, menggunakan wawancara dengan RIA Novosti pada hari Selasa (115) untuk memperingatkan bahwa “mikroorganisme yang mematikan dan berbahaya … berpotensi dilepaskan ke lingkungan, yang diduga karena kesalahan.”
Dia menambahkan bahwa serangan seperti itu, jika digunakan terhadap Rusia, “akan menyebabkan kehancuran besar-besaran penduduk sipil” baik di dalam negeri maupun di negara-negara tetangga.
Dia menambahkan bahwa Washington saat ini sedang berupaya untuk meningkatkan kemampuan senjata biologis di sejumlah negara di seluruh dunia, termasuk beberapa yang dekat dengan Rusia.
Menurutnya, program ini mempersenjatai virus dan patogen lain “terutama untuk tujuan militer”.
Bulan lalu, sekretaris Dewan Keamanan, Nikolai Patrushev, juga memperingatkan tentang fasilitas penelitian di dekat perbatasan Rusia dan China.
Ia menunjukkan bahwa fasilitas tersebut dapat digunakan sebagai bagian dari upaya perang biologis bersama melawan kedua negara.
“Ada pusat penelitian tempat orang Amerika membantu ilmuwan lokal mengembangkan cara baru untuk memerangi penyakit berbahaya,” ujarnya.
Namun, Patrushev mengklaim bahwa “pihak berwenang di negara tempat pusat ini, tidak tahu persis apa yang terjadi di balik tembok mereka.”
Larangan Perang Biologis
Peperangan Biologis (Germ Walfare) secara resmi dilarang oleh Konvensi Senjata Biologi (Biological Weapons Convention), yang ditandatangani pada tahun 1972 dan diratifikasi oleh 183 negara.
Rusia, bersama dengan AS dan Inggris, menjamin perjanjian tersebut sebagai salah satu dari tiga anggota penyimpanan yang bertanggung jawab untuk mengelola keanggotaan perjanjian tersebut.
Konvensi tersebut menggambarkan potensi penggunaan senjata biologis dan berbasis racun yang “menjijikkan bagi hati nurani umat manusia”.
Meskipun demikian, Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) sebelumnya telah memperingatkan bahwa penelitian AS tentang agen biologis non-mematikan “melebihi batas” yang diberlakukan oleh kesepakatan era Perang Dingin.
Namun, Dewan Atlantik, sebuah kelompok yang melobi untuk blok militer NATO yang dipimpin AS telah menyiratkan bahwa Moskow dapat melanggar konvensi.
Mereka juga berpendapat bahwa pakta tersebut harus “diperkuat – untuk menjaga negara-negara seperti Rusia berada di jalur.” (Resa/RT)