ISLAMTODAY — Komandan Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, menegaskan bahwa, ancaman militer Israel terhadap Iran hanya omong kosong dan memperingatkan rezim Zionis Israel dan AS bahwa mereka akan menghadapi kekalahan besar
Brigjen Amir Ali Hajizadeh menyebut, Jalur Gaza yang terkepung menyebabkan kekalahan telak di pihak Israel dalam kesepakatan gencatan senjata pekan lalu antara Israel dan Hamas.
“Rezim Zionis harus mengemas tasnya dan mencari tempat tinggal di AS, Alaska, atau Eropa. Ancaman Mossad dan pilihan perang melawan Iran, terutama setelah ketidakmampuan mereka melawan perlawanan Palestina, tidak ada artinya,” pungkas Amir Ali Hajizadeh, dilansir dari Sputnik News, Ahad (30/5).
“Kemampuan perlawanan harus didengar dari musuh. Kami mendengar apa yang dikatakan komandan CENTCOM Amerika. Mereka mengakui bahwa Iran telah mengalahkan mereka dengan superioritas udara, bahkan superioritas militer,” kata Jenderal Hajizadeh.
Hajizadeh melanjutkan dengan mengatakan bahwa kejatuhan rezim Zionis akan mengakibatkan pembubaran AS, menekankan bahwa kemenangan besar dan kesuksesan perlawanan masih ada di depan.
Sementara itu, Esmaeil Qaani, Komandan Pasukan Quds IRGC, menyampaikan, Israel harus meninggalkan apa yang dia gambarkan sebagai wilayah Palestina yang diduduki dan membeli kembali aset properti yang telah mereka jual di Eropa dan Amerika.
“Saya akan menyarankan semua Zionis untuk kembali dan membeli kembali rumah yang telah mereka jual di Eropa, AS, dan tempat lain untuk datang ke wilayah Palestina sebelum rumah menjadi lebih mahal dari hari ini,” jelas Esmaeil Qaani.
Selama beberapa dekade, Israel telah berkonflik dengan Palestina, yang telah mencari pengakuan diplomatik untuk sebuah negara merdeka di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.
Pemerintah Israel menolak untuk mengakui Otoritas Palestina sebagai entitas politik dan diplomatik yang independen, terus membangun permukiman di wilayah yang dikuasai oleh negara Yahudi meskipun ada keberatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pernyataan sejumlah Jenderal Iran itu muncul setelah Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata yang ditengahi Mesir, Kamis lalu, 11 hari setelah dimulainya bentrokan kekerasan di Yerusalem Timur yang menyebabkan kekerasan paling mematikan antara Tel Aviv dan Palestina di Jalur Gaza baru-baru ini.
Hubungan antara Iran dan Israel tidak terjalin sejak Revolusi Iran pada 1979. Tel Aviv saat ini menuduh Teheran memberikan senjata ke Damaskus sebagai alat untuk menyerang negara itu.
Sementara Iran membantah memiliki perangkat militer di Arab yang berasal dari penasihat yang dikirim atas permintaan Damaskus untuk membantu pemerintah Suriah memerangi kelompok teroris.
Iran menolak hak Israel untuk hidup, dan sering bersumpah untuk menghancurkannya. Sedangkan Israel selain menuduh Iran memasok senjata ke Damaskus, telah berulang kali berjanji untuk menghentikan Iran memperoleh senjata nuklir. Sementara itu, Pemerintah Iran bersikeras mengklaim bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.[Sputnik]