ISLAMTODAY ID–Radio Denmark (Danish) mengklaim bahwa Badan Intelijen Pertahanan Denmark diam-diam bekerja sama dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) untuk memata-matai para pejabat senior di negara-negara tetangga, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengomentari laporan tersebut dengan menyebutnya sebagai aksi yang tidak dapat diterima.
“Ini tidak dapat diterima antara sekutu, apalagi antara sekutu dan mitra Eropa”, ungkap Macron di akhir sidang menteri Prancis-Jerman,seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (31/5).
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia setuju dengan sikap Macron tentang masalah tersebut.
“Kami membahas hal-hal ini … terkait dengan NSA. Pendekatan penyelidikan kami tidak berubah sejak saat itu, kami mengandalkan hubungan saling percaya, dan apa yang benar saat itu maka benar hari ini. Saya senang bahwa pemerintah Denmark dan Menteri Pertahanan telah mengatakan dengan sangat jelas apa yang mereka pikirkan tentang ini, dan jadi saya melihat prasyarat yang baik, selain menjelaskan keadaan, untuk transisi ke hubungan saling percaya, “ujar Merkel.
Presiden Prancis menambahkan bahwa dia sedang menunggu penjelasan dari AS dan Denmark atas klaim mata-mata tersebut.
Sebelumnya pada hari Senin (31/5), Jerman mengatakan belum siap untuk mengkonfirmasi apakah akan terus bekerja sama dengan badan intelijen Denmark.
Lebih lanjut, Norwegia dan Swedia juga telah menuntut penjelasan dari Denmark menyusul terungkapnya peran Badan Intelijen Pertahanan dalam spionase terhadap tetangganya.
Pada hari Minggu (30/5), penyiar dari radio publik Denmark (Danish) dan Süddeutsche Zeitungand melaporkan bahwa NSA telah menyadap kabel internet bawah air Denmark.
Penyadapan dilakukan dari tahun 2012 hingga tahun 2014 untuk memata-matai politisi senior di Jerman, Swedia, Norwegia, dan Prancis, termasuk Kanselir Merkel, Menteri Luar Negeri Jerman saat itu, Frank-Walter Steinmeier, dan kandidat Sosial Demokrat Pierre Steinbrook.
Menurut laporan ini, apa yang disebut “Operasi Dunhammer” memungkinkan NSA untuk menyadap telepon dan pesan teks.
Salah satunya, rincian tentang pengawasan besar-besaran intelijen AS yang menargetkan politisi top UE dibocorkan ke media oleh whistleblower AS Edward Snowden pada tahun 2013.
Kampanye mata-mata dilaporkan berlanjut selama bertahun-tahun, dengan peretas yang menyadap telepon politisi, termasuk telepon Kanselir Merkel.
(Resa/Sputniknews)