ISLAMTODAY ID— Pemerintah AS dilaporkan telah menghasilkan sekitar USD 110 juta dengan menjual 2 juta barel minyak mentah yang disita bersama dengan sebuah kapal tanker di lepas pantai UEA.
AS menuduh Iran sebagai pemilik kapal tanker tersebut.
Kargo dari kapal tanker berbendera Liberia MT Achilleas dibongkar di Houston, Texas.
Mengutip dokumen pengadilan, Associated Press melaporkan bahwa kargo tersebut dijual dengan harga sekitar USD55 per barel.
Uang itu masuk ke dana escrow, mirip dengan hasil dari operasi sebelumnya.
Statistik nasional, yang diterbitkan oleh Badan Informasi Energi AS, mencantumkan Iran sebagai salah satu sumber minyak mentah pada bulan Maret.
Mereka juga menyatakan impor 33.000 barel per hari, atau sekitar satu juta barel minyak mentah per bulan, seperti dilansir dari RT, Selasa (1/6).
Menurut AP, ketika ditanya tentang impor tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan: “Sejak zaman mantan presiden AS, Tuan Bill Clinton, tidak ada minyak yang dibeli dari Iran karena undang-undang mereka.”
Pada bulan Februari, AS mengajukan keluhan hukum yang berusaha untuk menyita minyak di atas kapal Achilleas di bawah undang-undang perampasan terorisme, karena diasumsikan bahwa uang untuk kargo akan masuk ke Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
IRGC ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintahan Trump yang kemudian mulai menyita pengiriman minyak yang diduga berasal dari Iran di bawah undang-undang terorisme.
Klaim penyitaan untuk Achillea dan kargonya, yang diajukan pada bulan Februari, adalah yang pertama oleh pemerintahan Biden.
Langkah ini menunjukkan kelanjutan dari kebijakan Iran di Washington.
Teheran mencap penyitaan itu sebagai tindakan pembajakan internasional.
Situasi semakin rumit pada bulan Maret, ketika sebuah perusahaan minyak yang berbasis di UEA mengklaim minyak mentah yang disita, yang pada saat itu dilaporkan telah dibongkar di Houston, Texas.
Fujairah International Oil & Gas Corp (FIOGC) yang dikendalikan oleh penguasa Emirat Fujairah, mengatakan kargo itu miliknya sebagai penjual perantara.
Sementara itu, Achillea dikatakan telah disita oleh AS di pelabuhan Fujairah.
Pemerintahan Trump berusaha untuk menahan perdagangan minyak Iran sebagai bagian dari ‘kampanye tekanan maksimum’ terhadap Teheran.
AS mengancam siapa pun yang membeli minyak mentah dari Iran dengan sanksi sekunder.
Pergeseran itu terjadi setelah AS menarik diri dari perjanjian multilateral tahun 2015 yang membatasi industri nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi dan peluang bisnis yang menguntungkan di Barat.
Pemerintahan Biden saat ini sedang mencoba untuk merundingkan kembalinya perjanjian tersebut, dengan pembicaraan di Wina sedang berlangsung.
(Resa/RT)