ISLAMTODAY ID–Penangkapan aktivis dan jurnalis Palestina Muna al-Kurd dan saudara laki-lakinya Mohammed al-Kurd di Yerusalem pada hari Ahad (6/6) telah memicu kemarahan masyarakat dan internasional.
Si kembar, yang sama-sama menghadapi ancaman pengusiran dari rumah keluarga mereka, telah menjadi suara kampanye online untuk menghentikan pengusiran segera penduduk Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Video yang diposting oleh teman-teman al-Kurdi menunjukkan Muna ditahan dari rumahnya di hadapan ayahnya oleh pasukan polisi bersenjata Israel, seperti dilansir dari MEE, Ahad (6/6).
Sementara itu, Mohammed muncul beberapa jam kemudian di kantor polisi setempat setelah menerima surat perintah pemanggilan.
Sejumlah pengguna media sosial berkumpul untuk mendukung saudara al-Kurd menyusul berita penangkapan mereka.
Tagar bahasa Arab #الحرية_لمنى_الكرد, yang berarti kebebasan bagi Muna al-Kurd, serta #FreeMunaalKurd, telah beredar luas secara online saat ribuan orang bereaksi terhadap penangkapan aktivis terkemuka tersebut.
Dengan media sosial kolektif yang mengikuti lebih dari satu juta orang, baik Mohammed maupun Muna telah membuktikan diri sebagai sumber bukti agresi Israel terhadap Palestina di Yerusalem.
Banyak yang mencatat betapa pentingnya Muna al-Kurd dalam berbagi pembaruan dan informasi langsung dari Sheikh Jarrah dan Yerusalem di akun Instagram-nya yang sejauh ini telah mengumpulkan 1,3 juta pengikut.
Sementara itu, Mohammed telah aktif di akun Twitter-nya dengan mengunggah video dan pembaruan langsung dari Yerusalem.
Ia juga tampil di outlet berita internasional seperti Middle East Eye, CNN, CBS News, dan AJ+ yang telah dipuji secara luas secara online.
Sementara itu pengguna media sosial telah menyoroti betapa pentingnya al-Kurd bersaudara dalam meningkatkan kesadaran dalam skala global dan menyerukan pembebasan segera mereka.
Yang lain menyatakan bahwa penangkapan al-Kurdi merupakan kelanjutan dari upaya Israel untuk membungkam suara Palestina, mencatat bahwa tanpa al-Kurd bersaudara, pembaruan langsung dari daerah tersebut hampir tidak ada.
Banyak yang bersimpati dengan ayah si kembar, Nabil al-Kurd karena fotonya duduk di depan kantor polisi, menunggu anak-anaknya dibebaskan telah beredar luas secara online.
Pengguna media sosial berunjuk rasa untuk pembebasan saudara kandung, bahkan beberapa memberikan nomor telepon kantor polisi tempat Muna dan Mohammed ditahan, meminta orang untuk menelepon dan menuntut pembebasan mereka.
Keduanya aktif secara online, Muna dan Mohammed al-Kurd telah berada di garis depan aktivisme baru-baru ini.
Mereka berjuang melawan ancaman putusan pengadilan yang akan membuat penghuni Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah mengungsi dari rumah mereka untuk memberi jalan kepada pemukim ilegal Israel.
Al-Kurd bersaudara telah menghabiskan hidup mereka membela rumah mereka di Sheikh Jarrah dari pemukim Israel.
Dalam video rumahan yang diunggah sembilan tahun lalu ke saluran YouTube The Guardian, Mohammed dan Muna yang masih remaja menunjukkan kehidupan mereka di lingkungan mereka.
Dalam wawancara sebelumnya, Muna mengatakan kepada Middle East Eye, “Saya tidak akan meninggalkan rumah saya di Sheikh Jarrah.” Sementara itu, Mohammed bersikeras “kami tidak meninggalkan rumah kami yang sah”.
Pada Oktober 2020, pengadilan Israel memutuskan mendukung pemukim ilegal Israel yang mengklaim bahwa sekitar delapan keluarga Palestina di Sheikh Jarrah tinggal di tanah yang dulunya milik orang Yahudi.
Warga Palestina telah mengajukan banding atas keputusan tersebut di Mahkamah Agung Israel, dan penggusuran saat ini sedang ditunda.
Pada hari Minggu 9 Mei sidang Mahkamah Agung tentang penggusuran ditunda. Sesi baru dijadwalkan pada 8 Juni.
Sementara itu, pasukan Israel secara agresif menekan protes solidaritas di Sheikh Jarrah dan kota-kota Palestina lainnya di Israel bulan lalu, dan menyerbu Masjid al-Aqsa.
Sebagai pembalasan, Hamas menembakkan roket ke Israel, dan Israel memukul Gaza dengan bom.
Setidaknya 248 warga Palestina tewas oleh pemboman Israel di Gaza, sementara 29 tewas di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur oleh pasukan Israel.
Dua warga Palestina Israel lainnya tewas oleh tembakan Israel pada periode yang sama.
Di Israel, roket yang ditembakkan dari Gaza menewaskan sedikitnya 12 orang.
(Resa/MEE)